JAKARTA, KOMPAS.com - Rendahnya nilai rata-rata sementara Uji Kompetensi Guru (UKG) terjadi karena pemerintah terlalu membebani guru. Beban tambahan itu yang akhirnya membuat guru menjadi tidak "enjoy" saat mempersiapkan dan mengikuti ujian.
"Hasilnya rendah karena UKG membebani guru. Padahal akan lebih baik jika guru belajar dengan asyik dan prima saat mengikuti ujian ," kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK) Swasta Seluruh Indonesia, Suyatno, Minggu (5/8/2012), di Jakarta.
Suyatno menambahkan, pemerintah sendiri telah sadar bahwa UKG membebani guru. Hal itu nampak dari upaya keras Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) meyakinkan para guru peserta bahwa UKG hanya untuk peta pembinaan dan hasilnya tidak akan memberikan pengaruh pada tunjangan profesi.
"Pemerintah sadar UKG membebani guru. Buktinya itu terus menerus meyakinkan kalau hasil UKG tidak akan memengaruhi tunjangan," ujar Rektor Universitas Dr Hamka (Uhamka) Jakarta ini.
Seperti diberitakan, Jumat (3/8/2012) lalu Kemdikbud mengeluarkan hasil sementara UKG 2012. Tercatat, nilai rata-rata sementara UKG hanya 44,55, dengan nilai tertinggi 91,12 dan nilai terendah adalah nol. Nilai rata-rata sementara itu diperoleh berdasarkan pengolahan 243.619 data peserta dari 373.415 guru yang telah selesai mengikuti UKG sampai dengan hari ketiga (1/8/2012).
UKG diikuti lebih dari satu juta guru bersertifikat. Sengaja digelar untuk mendapatkan peta kompetensi dalam rangka melakukan pembinaan selanjutnya. Untuk gelombang pertama, UKG digelar mulai 30 Juli 2012 sampai 12 Agustus 2012 mendatang. Dan gelombang kedua mulai digelar pada 2 Oktober 2012 yang akan datang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.