Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dan Guru-guru Pun Masih Mengeluhkan Uji Kompetensi...

Kompas.com - 06/08/2012, 13:30 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG) perlu dikaji kembali. Pasalnya, banyak guru yang mengeluh saat mengikuti ujian tersebut. Berdasarkan pantauan Kompas.com di tempat uji kompetensi (TUK), di SMAN 68 Jakarta Pusat, Senin (6/8/2012), beberapa guru mengeluhkan tujuan UKG yang tidak jelas.

Di luar itu, para guru yang dijumpai juga menyayangkan hal-hal teknis dalam UKG yang dianggap memberatkan guru peserta. Para guru tersebut adalah IR (51), ML (45), dan MH (57). Mereka adalah guru di SDN Kebon Sirih 04 dan 08 pagi, Jakarta Pusat. Namun, mereka meminta agar namanya tak ditulis secara jelas karena takut akan mendapatkan masalah atas testimoni yang mereka sampaikan.

Hal teknis yang paling dikeluhkan para guru ini adalah UKG yang digelar dengan sistem online. Para guru mengaku gagap teknologi (gaptek) karena belum terbiasa menggunakan komputer atau laptop.

IR, misalnya, ia memiliki hasil UKG yang tergolong rendah, yakni hanya berhasil menjawab 33 soal dengan benar, dari 100 soal mata pelajaran umum yang disajikan. Ia tak merasa malu dengan nilai UKG yang diperolehnya. Menurutnya, yang terpenting dari ujian ini adalah mengikuti dan tidak terlalu memikirkan hasilnya.

"Yang penting kita sudah ikut, dan hasilnya tidak memengaruhi tunjangan. Ujian ini kan cuma proyek menghabiskan anggaran," katanya.

Sama halnya dengan MH, ia juga memiliki hasil UKG rendah, yakni 36. Ia mengungkapkan merasa lebih percaya diri jika UKG dilaksanakan secara manual dan dengan jumlah soal yang lebih sedikit.

"Tes-tes seperti ini sering saya ikuti, tapi dengan kertas (manual). Saya bisa dapat 70 dengan cara tersebut. Saya mah nenek-nenek, punya komputer, tapi jarang menggunakan," katanya.

Adapun ML, ia mengeluhkan soal ujian yang tidak sesuai substansi dari uji kompetensi. Menurutnya, banyak soal dalam UKG menggunakan bahasa yang rumit dan asing di telinga para guru. Tak berbeda jauh, ML juga memiliki hasil UKG yang sama rendahnya, di bawah nilai 40.

"Banyak soal yang menggunakan bahasa rumit sehingga kami sulit memahami. Semoga tidak ada lagi tes seperti ini," keluhnya.

Untuk diketahui, IR (51), ML (45), dan MH (57) merupakan sebagian kecil guru yang mengeluhkan UKG. Akan tetapi, banyak guru yang akhirnya terpaksa mengikuti UKG karena khawatir akan mempersulit pencairan tunjangan profesi atau kenaikan pangkat jika tidak mengikutinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com