Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
PENDIDIKAN

Pojok Korea Hadir di Perpustakaan UI

Kompas.com - 09/08/2012, 17:19 WIB
Ester Lince Napitupulu

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com- Rektor Universitas Indonesia Gumilar R Somantri dan Duta Besar Korea Selatan, Kim Young menandatangani Nota Kesepahaman untuk membentuk Pojok Korea (Korean Corner) di Perpustakaan Baru UI, Lantai 3.

Penandatanganan nota kesepahaman dilaksanakan di Kampus UI Depok, Kamis (9/8/2012).  Pojok Korea di Perpustakaan UI menempati ruangan seluas 8 X 5 meter. Kedutaan Besar Korea akan memfasilitasi berbagai informasi seputar Korea melalui medium buku, film, katalog, pakaian khas korea dan sebagainya.

Pembentukan "Pojok Korea" ini menjadi perlambang dari kerjasama yang erat antara dua negara. Kerjasama dalam bidang pendidikan dan kebudayaan diharapkan mampu menjadi sebuah model hubungan kerjasama yang khusus, sehingga kedua negara dapat memperoleh manfaat positif.

Korea memiliki kedekatan khusus dengan Indonesia, mengingat pada tahun 1998, di mana banyak investor asing meninggalkan Indonesia, investor Korea justru menanamkan investasinya di Indonesia. Tercatat saat ini investasi dari Korea Selatan salah satu yang terbesar di Indonesia dengan nilai mencapai USD1,15 miliar di 524 proyek. 

Terkait hal kebudayaan, yang sangat menarik ialah bagaimana publik tanah air begitu memuja para artis dari Korea Selatan. Dari berbagai konser yang mendatangkan para seniman dari negeri ginseng tersebut, tiket penjualan selalu habis.

Fenomena demam korea (Hallyu - Korean Wave) di Indonesia ini tidak lah mengherankan. Karena industri kultur pop di Korea menemukan celahnya di Asia (termasuk Indonesia) melalui kedekatan kultural dengan bangsa-bangsa Asia, yang kita tahu, perekonomiannya juga sedang melaju kencang. Sebut saja Indonesia, Malaysia, Singapura.

Gumilar mengatakan, dengan hadirnya Pojok Korea ini, masyarakat Indonesia dapat menggali lebih dalam bagaimana budaya yang dikapitalisasi dapat menjadi "diplomat" bagi sebuah bangsa terhadap bangsa lain.

Diharapkan, publik secara luas, tidak hanya sekedar mengapresiasi, namun juga mengambil pelajaran untuk juga kemudian anak negeri bisa membangun industri kebudayaan nusantara yang tidak hanya mampu menjadi tuan rumah, namun dikagumi dan menghasilkan devisa bagi Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com