Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa UI Tolak Pencalonan Kembali Gumilar

Kompas.com - 12/08/2012, 19:33 WIB
Ester Lince Napitupulu

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Universitas Indonesia bertekad untuk menurunkan Rektor UI Gumilar R Somantri yang masa jabatannya habis pada 14 Agustus nanti.

Upaya penurunan Rektor UI sebelum masa jabatan berakhir dapat jadi modal supaya publik tidak mempercayai Gumilar yang kemungkinan ikut mencalonkan diri kembali jadi Rektor UI Periode 2012-2017.

"Kalau turun pada 14 Agustus kan memang prosedural atau habis masa jabatannya. Kami mau Rektor UI turun paling lambat Senin besok. Sebab, Rektor UI sekarang membuat kisruh UI semakin berlarut-larut. Publik sudah tidak percaya Rektor UI sekarang. Jangan sampai dia terpilih lagi," kata Kepala Pusat Kajian dan Studi Gerakan (Pusgerak) BEM UI Iqbal Pirzada.

Menurut Iqbal, aksi BEM se-UI yang dimulai Minggu (12/8/2012) sore ini hingga beberapa hari ke depan sebagai puncak ketidakpercayaan pada Gumilar. Mahasiswa akan menduduki Rektorat UI.

Saat ini, mahasiswa berkumpul di halaman depan gedung Rektorat UI. Ada dua tenda untuk menampung mahasiswa yang menginap.

Mahasiswa juga telah menyiapkan orasi serta seremoni seperti sujud syukur dan penyalaan kembang api untuk merayakan turunnya Gumilar sebagai simbolisasi tibanya hari baru untuk UI.

"Kegiatan kampus memang libur. Tetapi tetap ada kegiatan, termasuk Opspek mahasiswa baru," kata Iqbal.

Ketua BEM UI Faldo Maldini mengatakan mahasiswa menolak pencalonan kembali Gumilar untuk kedua kalinya. Saat ini, panitia khusus pemilhan rektor ui membuka pendaftaran calon Rektor UI Periode 2012-2017.

"Ada perbedaan yang substansial antara berhenti karena masa jabatan habis dan diturunkan. Berhenti karena diturunkan menyiratkan adanya ketidakpercayaan publik terhadap Gumilar," jelas Faldo.

Ketua Panitia Khusus Pilrek UI Jenderal TNI (Purn) Endriartono Sutarto mengatakan Rektor UI saat ini belum mendaftar sebagai calon Rektor UI. "Peluang Gumilar untuk mendaftar tetap terbuka dan merupakan hak beliau sepanjang memenuhi syarat," ujar Endriartono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com