Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampus Ditantang Lakukan Riset Pangan dan Energi

Kompas.com - 03/09/2012, 12:48 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perguruan tinggi, baik perguruan tinggi negeri maupun swasta, ditantang untuk melakukan penelitian nasional di bidang pangan dan energi. Hasil riset diharapkan mampu menjadi pengalih dan menghasilkan sumber daya pangan serta energi yang inovatif.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh mengatakan, saat ini kementerian telah mengalokasikan anggaran khusus untuk riset pangan dan energi yang diambil dari kerangka dana abadi pendidikan yang jumlahnya berkisar antara Rp 750 miliar-Rp1 triliun. Pemerintah akan mengambil 30 persen dari bunga dana abadi ini untuk membayai riset pangan dan energi.

Untuk tahap awal, dana ini hanya diberikan kepada Institut Pertanian Bogor (IPB). Namun ke depan, kampus-kampus lain juga berpeluang mendapatkannya.

"Riset nasional ini salah satu cara untuk menguatkan urusan pangan dan energi. Oleh karena itu akan dialokasikan secara khusus," ungkapnya seusai membuka OSN XI di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Senin (3/9/2012).

"IPB kita jadikan sebagai leading sector dan dapat mengajak kampus lain. Uangnya ada, maka kampus kita tantang untuk melakukan penelitian yang sifatnya nasional dan untuk kebutuhan nasional," lanjutnya kemudian.

Kementerian mengalokasikan anggaran khusus kepada IPB untuk mengembangkan produk-produk pertanian guna menutupi kebutuhan pangan nasional. Alokasi dananya akan disesuaikan dengan kebutuhan penelitian yang sangat sentral, seperti kedelai, gandum, beras, dan kebutuhan pokok lainnya.

"Masak urusan kedelai dan beras saja harus impor. Kami akan kembangkan dukungan penuh, yakni bahwa IPB bisa," kata Nuh.

Sejak beberapa tahun lalu, Kemendikbud menyisihkan sebagian anggarannya untuk dana abadi pendidikan melalui deposito. Penggunaan dana ini dikhususkan untuk tiga keperluan, yakni untuk beasiswa, bencana alam, dan penelitian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com