Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rektor IPB: Inovasi Itu Mahal, Namun Berdaya Jual

Kompas.com - 03/09/2012, 15:28 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Hery Suhardiyanto mengatakan, diperlukan investasi besar untuk melakukan banyak inovasi dalam penelitian. Kendati demikian, investasi itu nantinya dapat kembali dalam bentuk peningkatan mutu.

"Inovasi perlu biaya mahal, tetapi akhirnya akan memiliki daya jual, dan bisa mengembalikan modal investasi itu sendiri," terang Hery saat dihubungi Kompas.com, Senin (3/9/2012).

Selama ini, kata Hery, IPB telah melakukan sejumlah inovasi khususnya dalam hal pangan, seperti mengembangkan beberapa varietas, misalnya padi, kedelai, pepaya, melon, dan manggis.

Semua penelitian pangan yang dilakukan IPB memang belum dapat menentukan varietas alias mentok pada penentuan galur. Akan tetapi, galur yang diperoleh nantinya bisa diperbanyak menjadi bibit benih yang disebarkan. Pemilahan benih, menurut Hery, masuk dalam tahapan komersialisasi dan menjadi pintu masuk mengembalikan modal yang digunakan sebagai investasi.

Selama ini pengembangan penelitian di IPB dilakukan sesuai kemampuan. Tahun ini, IPB memiliki anggaran sekitar Rp 1 miliar untuk menjalankan penelitian-penelitiannya. Ada 179 varietas unggul yang dimiliki IPB, sekitar 10 persen diantaranya sudah beredar di tengah masyarakat.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan "menantang" perguruan tinggi berinovasi pada penelitiannya, khususnya dalam bidang pangan dan energi. Pemerintah telah siap mengucurkan dana untuk mewujudkan penelitian yang bersifat nasional itu. Sumber dananya berasal dari bunga dana abadi. IPB dikatakan akan menerima 30 persen dari bunga dana abadi itu untuk melakukan penelitian tersebut.

Dana abadi saat ini tersimpan di bank dengan jumlah sekitar Rp 1 triliun. Simpanan dana itu hanya akan digunakan untuk tiga hal, beasiswa, penelitian, dan rehabilitasi gedung sekolah bila diguncang bencana alam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com