Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Belum Terealisasinya Sekolah Khusus Ilmuwan

Kompas.com - 03/09/2012, 16:06 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) masih belum dapat memastikan realisasi pendirian sekolah khusus untuk ilmuwan. Pasalnya, masih ada prioritas yang lebih mendesak dan harus diperhatikan.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mengatakan, saat ini pihaknya lebih fokus memperlebar akses siswa cerdas berkebutuhan khusus yang menderita cacat secara fisik. Dengan pelayanan khusus, para siswa ini diharapkan dapat mengembangkan talentanya dengan maksimal dan akhirnya mampu bersaing dengan siswa lainnya.

"Terus terang kendalanya adalah karena kita disibukkan dengan urusan di sebelah sini (pelayanan khusus). Tidak bisa kita lepas, dan masalah ini menjadi program kita," kata Nuh, di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Senin (3/9/2012).

Nuh menjelaskan, ide untuk mendirikan sekolah khusus ilmuwan mulai digaungkan sejak tahun lalu dengan alasan pentingnya wadah bagi anak-anak cerdas dalam layanan akademis yang khusus, sebagai upaya untuk membangun tradisi budaya keilmuan sejak usia dini serta untuk membangun peradaban Indonesia di tahun-tahun mendatang.

Tak hanya bebas biaya, Kemendikbud juga berencana bekerjasama dengan kementerian lain untuk membuat sistem agar para lulusan sekolah ini mampu berkarier di dalam negeri sesuai dengan ilmu yang dipelajarinya.

Rencana ini tak lepas dari pro dan kontra. Stigma eksklusif terlanjur disematkan pada sekolah khusus yang belum terealisasi itu dan Nuh mengakui potensi munculnya stigma semacam itu. Akan tetapi, Nuh menegaskan, anak-anak yang cerdas di atas rata-rata harus diperlakukan dengan khusus pula.

"Seperti juara olimpiade sains, mereka kan sangat jenius, apakah salah jika kita kelola secara khusus? Undang-Undang mengatur itu, karena layanan khusus bukan hanya untuk mereka yang mengalami cacat, tetapi juga pada anak-anak yang di atas rata-rata," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com