Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendikbud: Kurikulum Disesuaikan dengan Zaman

Kompas.com - 05/09/2012, 13:53 WIB
Luki Aulia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kurikulum baru yang tengah disusun saat ini dirancang untuk bisa menjawab konvergensi peradaban. Harapannya, Indonesia tidak hanya sekadar membangun ilmu pengetahuan, tetapi juga membangun peradaban dunia. Untuk mencapai itu, kompetensi siswa dan guru harus diubah karena tuntutan zamannya pun berubah.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengemukakan hal itu seusai membuka puncak acara Pemilihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berprestasi, Selasa (4/9), di Jakarta.

”Tidak ada kurikulum abadi. Kurikulum berubah karena perubahan zaman. Bukan karena kurikulum yang sekarang jelek atau salah. Sudah benar itu di zamannya. Tapi zaman berubah dan kita harus ikut berubah,” kata Nuh.

Jika dibandingkan dengan kondisi yang melatarbelakangi penyusunan kurikulum yang saat ini berlaku, kata Nuh, lingkungan eksternal saat ini sudah jauh berbeda. Dahulu, sumber belajar di sekolah didominasi oleh guru. Namun, sejak teknologi informasi muncul, sumber belajar menjadi lebih banyak. Konsekuensinya, ada kompetensi lain yang sekarang harus dimasukkan, yakni kemampuan untuk belajar dari banyak sumber.

”Semua ini harus diperhitungkan. Kalau bicara kurikulum, ada empat aspek yang harus dilihat, yakni standar kelulusan yang diharapkan, isi kurikulum, prosesnya akan seperti apa, dan evaluasinya bagaimana,” kata Nuh.

Namun, Nuh juga mengingatkan, kurikulum sesempurna apa pun tidak akan bisa menjamin kompetensi lulusan yang baik. Itu juga bergantung pada kualitas guru yang mengajar dan sarana prasarana sekolah. ”Semua ini satu kesatuan yang sedang kami bereskan satu per satu,” ujarnya.

Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Musliar Kasim secara terpisah menjelaskan, kurikulum baru yang sedang disusun dibuat untuk menjawab keluhan dan tuntutan masyarakat. Selama ini masyarakat mempertanyakan kompetensi lulusan setiap jenjang pendidikan.

”Kompetensi yang harus dimiliki lulusan antara lain sikap dan keterampilan. Itu yang selama ini belum ada,” kata Musliar.

Kompetensi yang dibutuhkan pada setiap jenjang tentu akan berbeda. Untuk itu, dengan kurikulum baru dimungkinkan untuk mengurangi mata pelajaran agar beban siswa tidak berat. (LUK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com