Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan dan Pustakawan Harus Akrab

Kompas.com - 05/09/2012, 14:53 WIB
Ali Sobri

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah bukan jamannya jika ilmuwan tidak menulis buku, artikel atau jurnal ilmiah. Pasalnya, karya-karya intelektual itu dibutuhkan sebagai bahan rujukan untuk kemajuan kehidupan umat manusia. Menulis adalah bekerja untuk keabadian, setidaknya, itu yang pernah disampaikan oleh tokoh sastra almarhum Pramoedya Ananta Toer.

Namun, untuk menulis buku, artikel dan jurnal ilmiah yang sahih, penting bagi seorang ilmuwan untuk memilih dan memiliki rujukan yang tepat dari karya-karya intelektual sebelumnya. Dalam hal ini, pustakawan berperan penting. Oleh karena itu, peneliti sumber daya alam kawakan, Indroyono Soesilo, mengatakan ilmuwan dan pustakawan harus menjalin hubungan yang akrab.

"Rujukan-rujukan itu penting dibaca, pustawakan paling tahu rujukan yang sudah ada sampai yang paling baru, mereka tahu informasi paten-nya," ujarnya saat menjadi pembicara kunci dalam lokakarya Nasional Kepustakawanan Indonesia, Rabu (5/9/2012) di ruang seminar Widya Graha LIPI, Jakarta.

Peran pustakawan bisa membantu kerja ilmuwan dalam menyelesaikan penelitiannya. Ilmuwan harus rajin berkunjung ke perpustakaan atau berburu informasi ilmiah melalui internet. Dengan demikian, hasil penelitian yang disusunnya pun terpercaya.

"Jadi kalau ada ilmuwan yang kurang baca itu ketahuan. Bisa jadi dia mengulang penelitian yang sudah ada," ujarnya

Sekretaris Menkokesra ini mengatakan aktualisasi diri seorang ilmuwan ditunjukkan dalam karya yang dimilikinya. Memiliki karya intelektual yang tak hanya terpercaya, para ilmuwan juga harus menjunjung etika untuk tidak melakukan plagiarisme. Para ilmuwan juga diminta untuk memublikasikan hasil penelitiannya untuk menambah wawasan publik. Indroyono juga mengingatkan pula agar lembaga kearsipan teliti dalam memerika karya yang masuk untuk meminimalisasi terjadinya plagiarisme.

"Nggak usah takut, hasil paper dibajak orang. Jadi keluarkan saja apa yang harus dikeluarkan untuk kemanusiaan dan keilmuwan," katanya.

"Makanya program studi, kearsipan, dan ikatan ilmuwan harus siap untuk teriak. Dunia sudah seperti ini lho, jika tidak berubah akan punah. Kita sama-sama harus out-looking," tambahnya kemudian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com