Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lulusan Diploma Harus Diperbanyak

Kompas.com - 06/09/2012, 14:03 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendidikan kejuruan atau vokasional di jenjang pendidikan tinggi perlu ditingkatkan, baik dari sisi kualitas, maupun kuantitas. Pasalnya, di lapangan, terjadi ketimpangan antara jumlah diploma yang seharusnya lebih banyak, dibandingkan dengan lulusan bertitel sarjana.

Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB), Akhmaloka berpendapat, pemerintah belum mampu memotret kebutuhan ketenagakerjaan secara nasional. Padahal, peta ketenagakerjaan yang akurat menjadi landasan penting bagi dunia pendidikan untuk merencanakan peta produksi sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.

"Antara dunia pendidikan terutama pendidikan tinggi dengan dunia kerja belum terbangun 'link and match'. Salah satu indikatornya terlihat dari masih tingginya jumlah angkatan kerja terdidik yang tidak terserap di pasar kerja," kata Akhmaloka saat dihubungi Kompas.com, Kamis (6/9/2012).

Dia menyampaikan, hal itu tidak hanya terjadi karena ada kesalahan kurikulum perguruan tinggi yang belakangan banyak dikritisi. Namun juga dipengaruhi tidak adanya sistem perencanaan ketenagakerjaan nasional yang baik.

"Seharusnya pemerintah mampu memotret kebutuhan ketenagakerjaan secara nasional seperti apa," ujarnya.

Menurutnya, saat ini produksi sumber daya manusia (SDM) di tingkat perguruan tinggi tidak memiliki peta. Hal itu terlihat dari minimnya tenaga kerja bersertifikat diploma jika dibandingkan dengan jumlah sarjana. Pola pengelolaan jumlah lulusan perguruan tinggi mulai dari Diploma, S-1, S-2, hingga S-3 idealnya berbentuk piramida, yaitu jumlah lulusan diploma harus lebih banyak dibandingkan jumlah sarjana hingga doktor.

Namun pada kenyataannya, jumlah lulusan diploma tidak lebih banyak dari lulusan S1. Padahal jumlah pekerjaan yang membutuhkan lulusan dengan keterampilan (diploma) lebih banyak ketimbang lulusan yang memang dipersiapkan untuk urusan manajerial (sarjana).

"Ini serba terbalik, semua orang dituntut kerja yang menuntut keterampilan," terangnya.

Untuk itu, Akhmaloka meminta pemerintah untuk memperbanyak pendidikan-pendidikan vokasi di tingkat perguruan tinggi, mulai dari D-1, D-2, D-3, sampai D-4.

"Tentu komposisi pendidikan vokasi dan sarjana harus terus dijaga. Lulusan diploma harus diperbanyak, seiring dengan diperbanyaknya jumlah sarjana yang memang masih kurang," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com