Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagi Siswa, Atap Bocor dan Bangku Rubuh Sudah Biasa...

Kompas.com - 11/09/2012, 17:49 WIB
Kontributor Polewali, Junaedi

Penulis

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com - Letaknya hanya berjarak sekitar tujuh kilometer dari kota Polewali Mandar, ibukota salah satu kabupaten di Sulawesi Barat, namun kondisi bangunan dan fasilitas penunjangnya bisa dikatakan jauh dari layak. Kondisi SD 55 Binuang Polewali Mandar terancam ambruk dan sarananya telah lapuk dimakan usia.

Sejumlah meja dan bangku reyot yang hanya ditopang dengan dua tiang masih dimanfaatkan para siswa belajar karena tak ada bangku dan meja lain. Atap bocor dan dinding lapuk dimakan rayap sebenarnya membuat suasana belajar di sekolah ini menjadi tidak nyaman. Namun demikian, ratusan siswa di sekolah tampak tetap semangat belajar.

Keceriaan tetap saja terpancar dari wajah anak-anak ini saat ditemui, Senin (10/9/2012). Bahkan mereka bersemangat menunjukkan bagian demi bagian dari gedung sekolah dan fasilitas penunjang yang paling rusak seperti dinding kelas yang retak dan berlubang, plafon yang hancur serta meja yang kaki dan alas papannya sudah tak utuh.

Untuk bisa duduk di kursi yang lebih bagus dan layak, para siswa berlomba lebih cepat datang ke sekolah. Bagi siswa yang datang paling belakang harus bersabar duduk di kursi dan bangku yang hanya ditopang dengan dua kaki dan salah satu kaki lainnya disanggah dengan meja lain agar bisa berdiri. Para siswa harus belajar berdesakan dalam satu bangku dan meja. Meja dan bangku yang tampak masih berdiri di beberapa ruangan kelas ini sebetulnya sudah beberapa kali dibenahi dengan cara dipaku atau ditambal dengan kayu lain.

Surahmat, siswa kelas lima mengaku terpaksa belajar dalam kondisi sekolah yang tidak layak lantaran tak ada pilihan lain. Sementara itu, Hasmiah, salah satu guru di SD ini, mengatakan bahwa pihak sekolah sudah berulang kali mengajukan bantuan dana rehabilitasi dan pengadaan fasilitas penunjang sekolah untuk memperbaiki kondisi sekolahnya yang rusak, namun tak juga mendapat respon pemerintah setempat. Hasmiah dan para guru lainnya pun terpaksa mengajar dalam kondisi yang serba terbatas.

"Kerap saat belajar bangku sekolah rubuh karena diduduki tiga sampai empat siswa dalam satu bangku," ujar Hasmiah prihatin.

Para siswa dan guru di sekolah ini hanya berharap ada upaya perbaikan sarana gedung dan fasilitas penunjang sekolah yang layak secepatnya agar para siswa bisa belejar lebih nyaman seperti rekan-rekan mereka di sekolah lain. Mereka berharap bisa mencicipi euforia anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com