Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muatan Lokal Bisa Picu Kedaerahan

Kompas.com - 22/09/2012, 02:29 WIB

 

Jakarta, Kompas - Mata pelajaran berbasis muatan lokal jika tidak diatur bisa memicu sentimen kedaerahan. Karena itu, muatan lokal semestinya diisi dengan hal-hal yang dibutuhkan masyarakat setempat.

 

Hal ini mengemuka dalam diskusi bertema ”Pendidikan Transformatif: Mengangkat Nilai-nilai Kearifan Lokal dalam Menyikapi Arus Globalisasi”, Jumat (21/9), di Universitas Kristen Indonesia (UKI), Jakarta.

Pembantu Rektor Bidang Akademik UKI WBP Simanjuntak mencontohkan mata pelajaran Bahasa Inggris yang menjadi kebutuhan riil masyarakat Bali karena termasuk daerah wisata.

”Muatan lokal jika hanya diartikan bahasa daerah bisa menimbulkan sentimen kedaerahan. Karena itu, pendekatannya muatan pendidikan yang dibutuhkan masyarakat lokal,” ujar Simanjuntak.

Di beberapa daerah, muatan lokal juga menimbulkan masalah. Kabupaten/kota yang berbatasan dengan DKI Jakarta, misalnya, mengajarkan Bahasa Sunda karena masuk wilayah Jawa Barat. Tujuan muatan lokal ini baik. Namun, karena kebanyakan penduduk daerah itu pendatang, muatan lokal menjadi pelajaran yang tidak mudah dan ditakuti sebagian siswa.

 

 

Paham kebangsaan

 

Gubernur Kalimantan Tengah A Teras Narang juga mengutarakan kekhawatiran bakal munculnya sentimen kedaerahan karena muatan lokal yang berisi materi bersifat kedaerahan dan kearifan lokal. Untuk mengantisipasi hal itu, ia mengeluarkan peraturan gubernur yang mewajibkan kabupaten/kota dan pemangku kepentingan pendidikan lain menanamkan pengetahuan dan pemahaman kebangsaan.

”Harus paham bahwa kita adalah Negara Kesatuan RI yang tidak membedakan etnis, suku, agama, dan lain-lain,” kata Teras Narang.

Meski ada kekhawatiran munculnya sentimen kedaerahan, ia menilai muatan lokal tetap diperlukan, terutama yang berisi materi kearifan lokal. Terkait dengan kearifan lokal, Kalimantan Tengah sudah memiliki peraturan daerah tentang kelembagaan adat, yang berisi hak dan kewajiban masyarakat.

”Tujuannya agar patuh pada adat daerah. Saya khawatir anak-anak kita tidak paham kearifan lokalnya,” ujar Teras Nanang.

Muatan lokal di Kalimantan Tengah berisi 12 materi kearifan lokal, antara lain bahasa daerah dan kesenian daerah. ”Banyak anak yang tidak lagi bisa berbahasa Dayak. Karena itu, bahasa daerah wajib di SD sampai SMA,” ungkapnya. (LUK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com