Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendikbud: Magister Terapan Untuk Menyongsong "Tujuh Besar"

Kompas.com - 24/09/2012, 03:30 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com - Mendikbud Mohammad Nuh menegaskan, pendirian magister terapan (S2 terapan) di PENS merupakan ihtiar untuk menyongsong Indonesia 2030, yang diprediksi masuk "tujuh besar" negara dengan ekonomi tinggi.

"Riset Indonesia Today yang dikeluarkan Mc Kenzie pada September 2012 mencatat Indonesia akan masuk 16 besar negara dengan perekonomian cukup tinggi," katanya di Surabaya, Minggu (23/9/2012).

Di sela-sela pemancangan tiang pancang Gedung Magister Terapan di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), ia menjelaskan dengan posisi ’16 besar’ itu menunjukkan 45 juta penduduk yang memiliki daya beli yang baik.

Selain itu, 53 persen penduduk hidup di kota dengan kontribusi 74 persen PDB, 55 juta tenaga terampil, peluang pasar mencapai Rp0,5 triliun untuk sektor agrikultur dan pendidikan, dan seterusnya.

"Indonesia Today memprediksi perubahan akan terjadi signifikan pada 2030, karena Indonesia saat itu masuk "tujuh besar" dengan peringkat tiga setelah China dan India, padahal kedua negara itu mengalami penurunan perekonomian," katanya.

Selain itu, masyarakat yang hidup di kota menjadi 71 persen dengan kontribusi 86 persen PDB, 135 juta penduduk memiliki daya beli yang tinggi, 113 juta tenaga terampil, dan seterusnya.

"Untuk menyongsong pertumbuhan itu, pemerintah akan mendirikan banyak akademi komunitas (community development) guna menyiapkan tenaga terampil sebanyak itu dan untuk itu diperlukan tenaga pengajar akademi komunitas itu, sehingga magister terapan sangat dibutuhkan," katanya.

Bahkan, katanya, pemerintah juga akan mendorong perkembangan magister terapan itu dengan memberikan skema beasiswa. "Minimal mahasiswa S2 terapan itu bisa gratis SPP," katanya, disambut applaus mahasiswa dan dosen PENS.

Menurut dia, hal itu dapat dilakukan karena anggaran pendidikan di kementerian yang digawangi mencapai Rp 331 triliun untuk tahun anggaran 2013.

"Kalau dulu, kita utang untuk membangun gedung, tapi sejak 2011 sudah tidak ada utang seperti hibah di tahun-tahun sebelumnya. Ada yang lebih penting dari itu (gedung), yakni sumberdaya manusia, tradisi akademik, dan hubungan dengan masyarakat sekitar kampus," katanya.

Sementara itu, Direktur PENS Ir Dadet Prahmadianto PhD menegaskan bahwa pembangunan gedung Magister Terapan diperkirakan selesai pada tahun 2013. "Konstruksinya akan selesai pada tahun ini dengan anggaran Rp 30 miliar," katanya.

Untuk tahap pertama, pihaknya akan membuka dua Jurusan Magister Terapan yakni Teknik Elektro dan Teknik Informatika. "Mahasiswa ada 60 orang, tapi kalau gedung 12 lantai itu selesai akan dapat menampung 720 mahasiswa," katanya.

Selain itu, pihaknya juga membuka jurusan baru untuk program D4 yakni Teknologi Game dan Teknologi Multimedia. Pada saat yang sama, PENS membina lima akademi komunitas (AK) yakni AK PJB Gresik, AK Pacitan, Ponorogo, Sumenep, Lamongan.

Senada dengan itu, Direktur Produksi PT PJB, Muljo Adji AG, menegaskan bahwa PT PJB berkepentingan membuka AK PJB di Gresik untuk mengantisipasi kebutuhan operator lapangan pada sejumlah pembangkit skala kecil, sedang, dan besar.

"Apalagi, kami mendapat tugas dari PLN untuk membangun pembangkit berskala 30-40 megawatt di seluruh Indonesia, karena itu kami mendirikan AK yang tanggal 1 Oktober sudah memulai studi. Angkatan pertama ada 70 lulusan SMU yang masuk AK PJB selama kurun setahun," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com