Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswi Korban Penculikan Menjalani Terapi di Komnas PA

Kompas.com - 10/10/2012, 12:07 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - ASS (15), korban penculikan sindikat perdagangan manusia untuk keperluan seks komersial di Depok, Jawa Barat, beberapa waktu lalu mendapatkan pemulihan psikologis. Siswi SMP Budi Utomo, Depok itu kini menjalani terapi oleh psikolog di kantor Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA).

Arist Merdeka Sirait, Ketua Komnas PA mengatakan, pihaknya prihatin atas kasus yang menimpa ASS. Terapi yang dilakukan oleh jasa psikolog anak, merupakan salah satu langkah untuk mendeteksi perkembangan psikologi awal, paska peristiwa yang dialami ASS tersebut.

"Terapi ini untuk mengetahui tingkat psikologi korban. Hasil ini menjadi pegangan oleh keluarga, apa yang harus mereka lakukan pada anak itu selanjutnya," ujar Arist usai melakukan komunikasi dengan korban dan keluarga di kantor Komnas PA, Jalan TB Simatupang, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (10/10/2012) pagi.

Menurut Arist, trauma yang terjadi pada anak seusia ASS, harus diberikan pendekatan khusus dan bertahap agar proses penyembuhan luka batin pada korban benar-benar sembuh. Dengan demikian, ASS pun dapat menjalani hidup dan berkembang layaknya anak seusianya.

"Nggak bisa langsung dan membutuhkan waktu cukup lama memang. Kan ada tahap-tahapan recovery-nya. Oleh sebab itu di sini peran keluarga dan lingkungan sekitar dia sangat penting," lanjut Arist.

Berdasarkan pantauan, komunikasi dihadiri oleh ASS sendiri. Turut mendampingi ASS, kedua orangtua berinisial RG dan VDS serta sanak kerabat ASS. Pihak orangtua menyampaikan keluh kesahnya atas perlakuan pihak sekolah yang tidak adil. Setelah melakukan komunikasi dengan Arist, psikolog anak pun datang. Pihak keluarga keluar dari ruangan dan membiarkan ASS melakukan konseling dengan sang psikolog.

ASS adalah korban penculikan dari sindikat perdagangan manusia untuk keperluan seks komersial. Selama satu minggu, dia disekap oleh penculiknya dan dibawa berpindah tempat agar tidak dapat ditemukan. Sindikat itu menggunakan situs jejaring sosial demi menjerat mangsanya. Namun akhirnya ASS berhasil melarikan diri.

Rupanya, cerita nahas ASS tak berhenti sampai di situ. Saat berniat kembali ke sekolahnya di SMA Budi Utomo, Senin (8/10/2012), ASS menerima sindiran keras dari kepala sekolah dan pimpinan yayasan di depan teman-temannya dalam upacara bendera. Sindiran itu ditujukan untuk dirinya karena dianggap mencoreng nama baik sekolah atas kejadian yang dialami ASS.

Tak hanya itu, ASS mengaku diusir dari kelas oleh seorang guru. Saat RG datang ke sekolah, ASS turun dari ruang kelasnya yang berada di lantai atas sambil didampingi seorang guru yang membawakan tasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com