Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Korban Penculikan Kecewa kepada Yayasan Sekolah

Kompas.com - 10/10/2012, 15:55 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com Orangtua ASS (15), siswi korban penculikan dan perkosaan oleh sindikat di Depok, Jawa Barat, beberapa waktu lalu, kecewa kepada Yayasan Budi Utomo. Sekolah di mana ASS mengenyam pendidikan itu dianggap menyudutkan ASS sehingga membuat perkembangan psikologisnya terganggu.

Rowden Gultom, ibunda ASS, mengatakan, rasa kecewanya terhadap sekolah tersebut muncul setelah pihak sekolah dengan keluarga ASS melakukan mediasi. Mediasi tersebut difasilitasi Dinas Pendidikan Depok dan didampingi Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA).

"Ada kejanggalan dalam surat hasil mediasi itu. Selama ini yang dampingi kami Komnas PA, tapi enggak ada tanda tangannya. Kami khawatir mereka akan melanggar kesepakatan, enggak ada yang mengawasi," ujarnya saat mendatangi Komnas PA, Rabu (10/10/2012) pagi

Kekecewaan yang dialami Rowden juga terkait surat yang dilayangkan pihak sekolah kepada ASS sebelum diadakan mediasi. Dalam surat itu tertulis bahwa ASS melanggar peraturan sekolah. Rowden menolak pernyataan itu karena anaknya tak pernah sekali pun melakukan pelanggaran kecuali absen dua minggu ketika ASS diculik.

Rowden menambahkan, seharusnya pihak sekolah memiliki cara yang tepat untuk menangani anak yang tengah dalam kondisi seperti ASS. Namun, jika dilihat dari prosesnya selama ini, sekolah itu dianggap tak profesional. Terlebih dengan aksi sindiran dan pengusiran yang dilakukan pihak sekolah saat upacara bendera dan di kelas.

"Okelah, mungkin mereka beritikad baik dengan melakukan mediasi, tapi kelanjutannya gimana? Saya enggak tahu apakah anak saya nyaman bersekolah di situ lagi atau tidak," ujarnya.

Karena itu, keluarga korban tengah memikirkan langkah menarik ASS dari sekolah tersebut. Namun, langkah mengeluarkan ASS dari sekolah itu akan dilakukan setelah kondisi sang anak membaik dan segala urusan dengan sekolah telah selesai.

Di lain pihak, Yayasan Budi Utomo telah membantah telah melakukan pengusiran kepada ASS. Kepala SMP Budi Utomo sekaligus Ketua Yayasan Budi Utomo Renata Parhusip mengaku telah terjadi kesalahpahaman atas pernyataannya di upacara bendera, Senin (8/10/2012).

Seperti dituturkan ibu ASS sebelumnya, saat berniat kembali ke sekolah, ASS menerima sindiran keras dari kepala sekolah dan pimpinan yayasan di depan teman-temannya dalam upacara bendera. Menurut ASS, sindiran itu ditujukan untuk dirinya karena telah mencoreng nama baik sekolah atas kejadian yang dialaminya. Tak hanya itu, ASS mengaku diusir dari kelas oleh seorang guru. Saat RG datang ke sekolah, ASS turun dari ruang kelasnya yang berada di lantai atas sambil didampingi seorang guru yang membawakan tasnya.

ASS merupakan korban penculikan dari sindikat perdagangan manusia untuk keperluan seks komersial. Selama satu minggu, dia disekap oleh penculiknya dan dibawa berpindah tempat agar tidak dapat ditemukan. Hingga kini, pelaku penculikan tersebut belum ditangkap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com