Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Psikolog: ASS Butuh Penerimaan, Bukan Sindiran

Kompas.com - 10/10/2012, 16:02 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — ASS korban penculikan dan perkosaan oleh sindikat yang dikenalnya melalui situs jejaring sosial di Depok, Jawa Barat, beberapa waktu lalu, telah menjalani konseling psikologi di Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Rabu (10/10/2012). Psikolog menilai, remaja berusia 14 tahun itu mampu menghadapi masalahnya dengan kuat. Namun, usaha ASS itu bergantung pada penerimaan lingkungan sekitar terhadapnya.

Liza Marielly Djaprie, psikolog yang menangani ASS, menyayangkan perlakuan sekolah pascaperistiwa yang mengguncang jiwanya tersebut. Pasalnya, sebenarnya korban dianggap mampu mengatasi trauma penculikan dan perkosaan yang dialaminya. Namun, pihak sekolah malah berperilaku kontraproduktif dengan menyindir dan mengusir ASS karena dianggap mencoreng nama baik sekolah.

"Ini sangat disayangkan karena akar masalahnya dia sudah bisa dihadapinya dengan baik. Justru ketika dia mau bersosialisasi dia malah di-reject," ujar Liza seusai melakukan konseling dengan ASS di kantor Komnas PA, Rabu (10/10/2012).

Menurut Liza, tindakan menyindir ASS di depan seluruh teman-teman sekolahnya di upacara bendera tersebut mengakibatkan guncangan besar bagi kondisi psikologis ASS. Seharusnya, pihak sekolah sebagai institusi pendidikan mampu mengambil langkah profesional melalui pembinaan psikologis terhadap sang anak.

Sementara itu, berdasarkan hasil konseling dengan ASS dan orang tuanya, secara umum, dia tak menemui kondisi trauma berlebihan pada diri korban atau ASS dalam kondisi psikologis yang baik. Namun, pihak keluarga harus mewaspadai gejala trauma jangka panjang akibat peristiwa tersebut. Pasalnya, gejala itu dapat dilihat secara keseluruhan dalam waktu 6 bulan.

"Jika ada enam bulan ini ada perubahan perilaku secara signifikan, misalnya sering mimpi buruk, tak nafsu makan, enggan bersosialisasi dengan orang sekitar, mungkin langsung bisa diberi tahu kepada psikolog lagi," ujarnya.

ASS adalah korban penculikan dari sindikat perdagangan manusia untuk keperluan seks komersial. Selama satu minggu, dia disekap oleh penculiknya dan dibawa berpindah tempat agar tidak dapat ditemukan. Sindikat itu menggunakan situs jejaring sosial demi menjerat mangsanya. ASS pun berhasil melarikan diri.

Rupanya, cerita naas ASS tak berhenti sampai di situ. Saat berniat kembali ke sekolahnya di SMA Budi Utomo, Senin (8/10/2012), ASS menerima sindiran keras dari kepala sekolah dan pimpinan yayasan di depan teman-temannya dalam upacara bendera. Sindiran itu ditujukan untuk dirinya karena dianggap mencoreng nama baik sekolah atas kejadian yang dialami ASS. Tak hanya itu, ASS mengaku diusir dari kelas oleh seorang guru. Saat RG datang ke sekolah, ASS turun dari ruang kelasnya yang berada di lantai atas sambil didampingi seorang guru yang membawakan tasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com