JAKARTA, KOMPAS.com - Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mengecam pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) M Nuh perihal komentarnya yang dianggap telah menyudutkan dan merendahkan siswi korban kekerasan seksual di Depok.
Dalam konferensi pers yang digelar FSGI bersama Koalisi Pendidikan di kantor Indonesian Corruption Watch (ICW) pada Minggu (14/10/2012) siang, Sekjen FSGI Retno Lystiarty menyampaikan kekecewaannya terhadap M Nuh.
"Kami mengecam keras komentar seorang pemimpin pendidikan bapak M Nuh, lewat komentar negatif pada beberapa hari lalu itu. Beliau telah melukai korban dengan menganggap siswi itu anak yang nakal, dan mengindikasikan korbanlah yang bersalah," ungkapnya kepada pers.
Retno menyayangkan, M Nuh yang belum mengetahui secara detail kondisi korban siswa yang nyaris terancam tindakan komersialiasi anak itu, mengatakan hal yang tidak sepantasnya.
"Kita jangan melihat salah tidaknya, tapi korban yang berusia anak, bagaimanapun masih dalam dalam tanggung jawab orang tua, keluarga, masyarakat dan pemerintah, kita harus melindunginya," ucapnya lagi.
Meski diakui Retno, pihak FSGI pun belum memastikan bagaimana rekam jejak siswi berinisial ASS tersebut ketika di sekolah sampai mengalami aksi kekerasan seksual dan perdagangan manusia.
"Kami akan melihat track record anak ini. Tapi sekali lagi ini soal pernyataan seorang menteri yang tidak ramah terhadap anak. Kami menegaskan setiap anak berhak untuk hidup, dilindungi dan terhindar dari aksi kekerasan dan diskriminasi," tandasnya.
Dalam beberapa media yang dilansir Kamis (11/10/2012) lalu, Mendikbud mengaku belum mengetahui detail kasus ASS, siswi SMP di Depok yang menjadi korban kekerasan seksual sehingga ia dikeluarkan dari sekolahnya. Dalam pernyataannya, M Nuh sempat mengatakan ASS adalah "siswi nakal" dan hanya mengaku korban pelecehan padahal ia melakukannya suka sama suka.
"Dalam kondisi tertentu, bisa saja karena kenakalannya maka sekolah mengembalikannya ke orangtuanya. Soalnya ada kemungkinan kesengajaan, kadang-kadang ada yang sama-sama senang, mengaku diperkosa," kata Mendikbud M Nuh.
Pada bagian tersebut, FSGI sebagai lembaga yang peduli terhadap dunia pendidikan menyangkan hal tersebut. Ia menginginkan pemerintah justeru melindungi korban dan bukan menyalahkannya.
"Kami ingin pernyataan Mendikbud tersbeut dicabut kemudian minta maaf pada seluruh korban pemerkosaan yang menurut catatan kami tidak hanya siswi tersebut, tapi masih banyak lainnya. Ingat kasus siswi di Aceh yang banyak disalahkan orang? Hingga bunuh diri, saya tidak ingin itu terulang," jelasnya.
Bersama LBH lainnya, FSGI akan melayangkan surat resmi dan menuntut Mendikbud mengevaluasi ucapannya. Informasi yang dihimpun Kompas.com, hingga saat ini, siswi SMP di Depok yang menjadi korban pelecehan seksual tersebut masih enggan kembali ke sekolahnya. Ia masih trauma terhadap perlakuan sekolahnya, SMP Yayasan Budi Utomo yang melakukan pengusiran terhadapnya beberapa waktu lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.