Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerhati Pendidikan: Potensi Kecerdasan Anak Itu Sama

Kompas.com - 22/10/2012, 06:31 WIB

MANADO, KOMPAS.com — Pemerhati pendidikan anak serta praktisi finger print analysis dan metode Glenn Doman, E Esthywati, mengatakan, pada dasarnya potensi kecerdasan anak adalah sama.

"Ada kecerdasan anak yang memang diturunkan dari faktor DNA. Tetapi, proses ibu mengandung dalam keadaan stres juga akan memengaruhi potensi kecerdasannya," kata Esthywati pada seminar "How to Be Smart Parents", di Manado, Minggu (21/10/2012).

Pada seminar yang menggali lebih dalam bagaimana mengoptimalkan potensi anak melalui metode Glenn Doman serta mengembangkan bakat anak melalui analisis sidik jari, dia mengatakan, untuk mengembangkan potensi pada anak maka harus ada stimulus untuk mengeluarkannya, seperti memberikan bahan ajar dengan metode tertentu.

Menurut dia, sifat-sifat dasar manusia ditampilkan dalam beragam tipe, di antaranya personal, keseimbangan, skill atau keahlian, serta emosional. Selain itu, kata dia, sifat dasar manusia juga dapat dilihat dari tanda khusus pada setiap jari manusia.

Jari kelingking, misalkan, berkaitan dengan kemampuan dalam melakukan adaptasi, sedangkan jari telunjuk berhubungan dengan kemampuan berpikir, mengeluarkan ide-ide, pemimpin, serta imajinatif. Sementara ibu jari berkaitan dengan kemampuan membangun hubungan dengan orang lain.

Sementara itu, ditambahkan Managing Director PT Glenn Doman Indonesia, Salord Sagala, anak berpotensi memiliki potensi luar biasa dan bisa melebihi Leonardo Da Vinci, sang pelukis Monalisa dan perancang dasar tank tempur, parasut, pesawat terbang, helikopter, serta temuan lainnya.

"Berpotensi erat kaitannya dengan upaya yang harus dilakukan sehingga potensi atau kecerdasan anak keluar atau muncul," ungkapnya.

Bahkan, menurut dia, semua anak adalah jenius, tetapi orang tua yang membuat anak tidak jenius pada enam tahun pertama.

"Sikap kita kadang kala membuat potensi anak tidak bisa tumbuh. Di antaranya kurang memberi perhatian. Ada kalanya orang tua marah atau bersikap keras. Keras boleh," kata Salord.

Sikap keras orang tua, menurut dia, boleh saja, tetapi lebih bijaksana apabila bersikap lembut dan memberi pengertian tentang segala sesuatu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com