Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perombakan Kurikulum Libatkan Yohanes Surya sampai Anies Baswedan

Kompas.com - 23/10/2012, 17:47 WIB
Riana Afifah

Penulis

Kurikulum Libatkan Yohanes Surya sampai Anies Baswedan

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembahasan kurikulum baru untuk tahun ajaran 2013/2014 masih terus berlanjut di internal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Berbagai protes muncul terhadap rencana perombakan kurikulum untuk tahun ajaran mendatang.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuhn memahami berbagai protes yang muncul karena perombakan kurikulum ini. Ia mengatakan bahwa perubahan kurikulum ini sudah dipersiapkan sebelumnya.

"Jadi mohon dipahami, kurikulum ini bukan sesuatu yang instan. Itu ada di RPJMN. Memang ada pembenahan kurikulum," kata Nuh, di Serang, Banten, Senin (22/10/2012).

Ia juga mengungkapkan bahwa pihaknya juga menggandeng narasumber dari berbagai kalangan untuk membahas masalah kurikulum ini, seperti budayawan Goenawan Muhammad, fisikawan dan pemerhati pendidikan Yohanes Surya, pelopor pengembangan pendidikan holistik Ratna Megawangi, sejarawan Taufik Abdullah dan Rektor Universitas Paramadina serta pendiri Indonesia mengajar Anies Baswedan, yang selalu berbincang bersama untuk mematangkan masalah kurikulum ini.

Nuh berharap langkah mengajukan hasil pembahasan internal mengenai kurikulum baru ke Wakil Presiden RI, Boediono, tidak akan mengalami ganjalan. Jika berjalan mulus, maka pihaknya akan segera melakukan uji publik setelah selesai tahapan di tingkat Wakil Presiden RI.

"Harapannya Desember sudah bisa uji publik. Tapi harus dimatangkan dulu kalau mau uji publik," jelas Nuh.

Ia juga mengungkapkan bahwa perombakan kurikulum ini melalui tiga pendekatan. Pertama, pendekatan pasif yang berbentuk sosialisasi melalui sistem dan memberi ruang bagi masyarakat untuk berkomentar.

Selanjutnya, pendekatan kedua dengan menyelenggarakan seminar dan Forum Group Discussion (FGD). Terakhir, pendekatan kepada pihak yang mau mengajarkan kurikulum baru tersebut.

"Guru tentu harus didekati. Nanti udah diuji publik dan masukannya positif, eh gurunya yang nggak mau kurikulum itu, kan repot," jelas Nuh.

"Kalau semuanya lancar, Januari-Februari uji publik selesai. Jadi bisa langsung dipersiapkan teknisnya. Hasil uji publik nanti akan digunakan untuk evaluasi. Jadi setelah uji publik, mungkin saja ada yang berubah," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com