Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menakertrans: Kurikulum PTS Ketinggalan Zaman

Kompas.com - 23/10/2012, 18:07 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com - Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar mengkritik kurikulum pendidikan di perguruan tinggi swasta (PTS) karena dinilai sudah ketinggalan zaman.

"Kami berani mengkritik PTS, karena kurikulum pendidikannya saat ini tak memadai dan harus dirombak total," kata Muhaimin di Sanur, Denpasar, Selasa (23/10/2012).

Ditemui seuai pembukaan "Asian Productivity Organization" (APO), Muhaimin mengemukakan bahwa kurikulum yang tidak memadai tersebut dapat merugikan para alumni mahasiswa PTS.

Dia menganggap, selama ini PTS tidak memiliki perencanaan untuk mengarahkan produktivitas sumber daya manusia dan setelah tamat tidak bisa menjadi tenaga produksi yang andal.

"PTS hanya mementingkan kuantitas dan segera tamat. Namun disisi lain PTS tak pernah menghitung kualitas SDM yang akan dihasilkan. Justru yang ditarget adalah cepat lulus dan mendapat gelar sarjana," ucapnya.

Oleh karena itu, agar mampu bersaing secara sehat, maka PTS diharuskan mengubah kurikulum dan meningkatkan SDM tenaga pengajar serta merancang produktivitas mahasiswa.

"Tidak seperti sekarang hanya mengejar kuantitas, namun mengabaikan kualitas," ucap Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.

Ia menambahkan bahwa langkah utama yang dilakukan perguruan tinggi, khususnya PTS harus mampu mendesain profesi tamatan dari PTS tersebut.

"PTS harus mampu mendesain produktivitas. Sejak semester pertama mahasiswa di masing-masing PTS harus mampu mengukur profesi sehingga setelah tamat mereka sudah siap bekerja," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com