Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Keluar Pendidikan terhadap Pekerja Anak

Kompas.com - 31/10/2012, 16:33 WIB
Riana Afifah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam rangka memprioritaskan program pembangunan pendidikan untuk peningkatan mutu sumber daya manusia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) melalui Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Dasar meluncurkan program pendidikan layanan khusus. Direktur Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Dasar Kemendikbud, Mujito, mengatakan bahwa program pendidikan khusus dan layanan khusus merupakan layanan pendidikan untuk daerah terbelakang, terpencil, masyarakat miskin, anak yang masuk lembaga permasyarakatan dan pekerja anak.

"Saat ini, sasaran kami kali ini adalah untuk pekerja anak dengan nama program pendidikan layanan khusus," kata Mujito, di Yayasan Al Himatuzzainiyah, Cakung, Jakarta, Rabu (31/10/2012).

Adapun sasaran yang diprioritaskan adalah anak yang bekerja di sektor pertanian, anak yang bekerja di perkebunan, anak yang bekerja di pabrik, anak yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga, anak yang bekerja sebagai nelayan, anak yang bekerja di jalanan. Pada tahun ini, sebanyak 1.725 anak dari 25 lokasi kabupaten/kota akan ditarik untuk kembali sekolah.

Ia menjelaskan bahwa program ini diperuntukkan bagi pekerja anak melalu berbagai jenjang satuan pendidikan dasar dan tingkat satuan pendidikan menengah. Tujuan dari program ini sendiri adalah mengembangkan potensi diri anak agar dapat mewujudkan masa depan yang lebih baik.

"Anak-anak ini harusnya kan belajar dan bermain bukan bekerja. Nantinya lewat program ini, kami akan lakukan pendampingan bagi pekerja anak untuk kembali sekolah," jelas Mujito.

Pendampingan ini dilakukan agar anak-anak siap kembali menuntut ilmu dan memberi motivasi lagi pada mereka. Ia menjelaskan bahwa selama setahun anak-anak akan menjalani tahap remedial untuk menyegarkan ingatan tentang mata pelajaran yang terputus.

"Jadi misalnya putus di kelas empat, kami akan beri pendampingan sekaligus penyegaran ingatan. Setelah itu baru akan dimasukkan ke sekolah reguler yang ditunjuk," ujar Mujito.

Selain pendampingan, pihaknya juga akan memberikan bantuan subsidi dan beasiswa pada anak-anak ini sebesar Rp 1.000.000 per tahun. Pemberian subsidi ini dimaksudkan untuk memfasilitasi proses belajar mengajar, dan perlengkapan sekolah bagi pekerja anak untuk melanjutkan pendidikan.

Seperti diketahui, saat ini sekitar 1,5 juta anak usia pendidikan dasar mengalami putus sekolah. Sementara itu, 425.000 tamatan SD/MI tidak lagi melanjutkan ke SMP dan 211.000 siswa SMP putus sekolah. Kemudian, sekitar 85 persen dari jumlah tersebut anak-anak ini menjadi pekerja anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com