Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar Bahasa Asing Justru Pupuk Rasa Nasionalisme

Kompas.com - 05/11/2012, 14:39 WIB
Ali Sobri

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tak ada yang perlu dikhawatirkan dengan belajar bahasa asing sejak dini. Kekhawatiran bahwa hal itu bisa meluruhkan rasa nasionalisme anak tampak terlalu berlebihan.

Mengutip hasil riset J Cummins dalam buku Language, Power, and Pedagogy: Bilingual Children in The Crossfire, Manajer English First (EF) Indonesia Arleta Darusalam mengatakan, anak yang mengembangkan dua kemampuan bahasa semasa sekolah akan mendapat pemahaman mendalam mengenai bahasa dan cara penggunaannya secara efektif. Hasil riset tersebut membuktikan bahwa kemampuan bilingual membawa dampak positif bagi perkembangan pendidikan untuk anak.

"Riset ini menyimpulkan bahwa anak-anak dengan kemampuan bilingual akan memiliki fleksibilitas berpikir yang lebih baik sebagai hasil dari pemrosesan informasi dari dua bahasa yang berbeda," ungkapnya di sela-sela Kompetisi Nasional EF English First Spelling Bee Tahun 2012 di Jakarta, Minggu (4/11/2012).

Dia menyadari bahwa pentingnya penggunaan bahasa Inggris yang baik dan benar sejak dini diharapkan mampu menjadikan generasi muda Indonesia berkualitas, kompeten, dan menjadi pemimpin andal, serta mampu bersaing di ajang internasional. Selain itu, kompetisi ini diharapkan dapat menjadi kesempatan emas bagi anak-anak dari penjuru daerah untuk berinteraksi.

"Penting kiranya sedini mungkin anak-anak diperkenalkan dengan budaya lain karena dari situ mereka akan tumbuh sikap saling menghargai dan menghormati orang lain di luar dirinya. Sebab belajar bahasa berarti juga belajar kebudayaan," ungkapnya.

Dengan saling menghormati satu sama lain dari latar belakang daerah dan budaya yang berbeda itu, maka akan tertanam sikap nasionalisme di hati mereka. Ini bisa dimengerti karena nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara dalam mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.

"Jadi, walaupun berbeda-beda, tetapi datang dari negara yang satu, Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdaulat," ujarnya lagi.

Orangtua peserta, Harman, ayah dari Jeane Naila Anstyadi, salah satu peserta Kompetisi Nasional EF English First Spelling Bee Tahun 2012 mengakui, rasa nasionalisme ini tertanam pada anak yang belajar bahasa Inggris. Ia mengatakan, semakin seseorang mahir dalam bahasa Inggris, semakin ada peluang menjadi seorang nasionalis.

"Melalui bahasa Inggris, anak kita bisa memperkenalkan Indonesia yang sangat beragam suku dan budaya kepada orang asing, yang kebanyakan dari mereka bisa berbahasa Inggris. Semakin menguasai bahasa asing, semakin luas wawasan dan pergaulannya, maka semakin besar pula peluang memperkenalkan Indonesia ke masyarakat luas, internasional," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com