Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/11/2012, 15:25 WIB
Riana Afifah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Minimnya guru selalu menjadi permasalahan yang terus dicari solusinya oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Seiring dengan akan dijalankannya Pendidikan Menengah Universal (PMU), penambahan guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menjadi agenda khusus.

Direktur Pembinaan Pendidik dan Tenaga Pendidik Pendidikan Menengah, Surya Dharma, mengatakan bahwa SMK yang tersebar di seluruh Indonesia ini masih kekurangan guru produktif sesuai dengan keahlian yang ada sehingga penambahan ini dinilai mendesak.

"Guru SMK saat ini ada 161.000. Dari jumlah itu, guru produktif hanya sekitar 22 persen saja. Padahal paling tidak ada 50 persen," kata Surya, saat jumpa pers Hari Guru Nasional 2012 di Lantai 17 Gedung D Dikti, Jakarta, Kamis (22/11/2012).

Seperti diketahui, guru untuk SMK dibagi dalam kelompok guru produktif dan guru normatif-adaptif. Guru produktif ini mengajar anak-anak sesuai dengan bidang keahlian yang dipilih. Sementara guru normatif-adaptif ini mengajar mata pelajaran seperti Agama, PPKn, Matematika, bahasa Indonesia dan lain-lain.

Ia menjelaskan dari enam bidang yang dikembangkan di SMK dengan menawarkan 40 keahlian yang kemudian dibagi menjadi 121 spektrum, guru produktif untuk bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), Kelautan dan Kesehatan tercatat paling kekurangan dibandingkan yang lain.

"Ini harus diselesaikan. Jangan sampai SMK justru malah memproduksi pengangguran karena guru yang harusnya mengarahkan ketrampilan anak-anak ini kurang," jelas Surya.

Beberapa langkah telah coba dilakukan oleh pihaknya yaitu dengan meminta kuota ke Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara untuk merekrut kembali khusus untuk guru produktif jenjang SMK ini dan menerjunkan 400 mahasiswa tingkat akhir untuk membantu SMK yang butuh guru produktif.

"Rencananya, pada akhir tahun ini akan dipanggil 400 mahasiswa tingkat akhir untuk dibekali di Lembaga Pendidikan Tingkt Kejuruan (LPTK) dna kemudian dikirim ke sekolah yang butuh. Tahun depan naik targetnya jadi 1200," ungkap Surya.

Mengenai rencana kurikulum baru untuk SMK, ia hanya bisa berharap agar penambahan spektrum atau pembangunan SMK disesuaikan dengan kebutuhan daerahnya. Misalnya potensi yang besar di daerah tersebut adalah pengelolaan hasil laut, maka kembangkan ketrampilan SMK dengan bidang kelautan.

"Sebaiknya sih begitu. Kembangkan SMK sesuai dengan potensi daerahnya agar lebih efektif," tandasnya.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com