Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemdikbud Janji Benahi Infrastruktur TIK di Pelosok

Kompas.com - 27/11/2012, 18:11 WIB
Riana Afifah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak ada batasan usia untuk belajar dan berkembang menjadi lebih baik. Untuk itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) terus mendorong para guru agar terbiasa menggunakan teknologi dan memikirkan agar teknologi ini dapat diakses di daerah terpencil.

Kepala Pusat Pengembangan Profesi Pendidik Kemdikbud, Unifah Rosyidi, mengatakan bahwa infrastruktur di daerah-daerah yang jauh dari kota atau di kepulauan ini harus dipersiapkan dan diperhatikan secara baik agar target untuk mengembangkan pendidikan dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) ini dapat tercapai.

"Saat UKG, saya sempat ke Kabupaten Simeulue. Kami fasilitasi itu dengan laptop dan genset agar dapat kuat menyala. Eh ternyata meledak gensetnya. Ini berarti infrastrukturnya harus diperhatikan untuk daerah yang jauh," kata Unifah saat jumpa pers seusai penyerahan Intel Education Awards, di Park Hotel, Jakarta, Selasa (27/11/2012).

Berbagai kendala memang sempat dialami oleh pihaknya dalam meningkatkan kualitas pendidik khususnya untuk bidang teknologi. Permasalahan guru yang jauh dari kota biasanya terbentur kultur tidak terbuka pada pembaharuan dan tidak menyadari pentingnya teknologi.

"Yang seperti ini yang terus kami dorong. Perubahan kultur dari yang tidak aware menjadi sadar bahwa teknologi ini penting," ujar Unifah.

Menurutnya, profesi pendidik ini harus terus mengikuti perkembangan zaman termasuk teknologi. Pasalnya melalui teknologi ini, para guru dapat memperoleh sumber pembelajaran yang luar biasa dan kemudian dapat dibagi dengan anak didiknya di kelas.

"Kami akan bina terus menerus dan perhatikan infrastrukturnya. Contohnya saja, kurikulum baru yang dibahas saat ini tidak akan sampai jika tidak ada teknologi," jelas Unifah.

"Memang harus ada program sistemik agar mereka mau kembali belajar. Karena teknologi ini bisa jadi learning resources yang baik. Kami mulai dulu dengan UKG," tandasnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com