Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendidikan Karakter SMK Harus Direkapasitasi

Kompas.com - 28/11/2012, 20:23 WIB
Dedi Muhtadi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) perlu merekapasitasi pendidikan berkarakter sekolah menengah kejuruan (SMK), menyusul makin merebaknya tawuran siswa SMK belakangan ini. Dalam rentang Agustus-November 2011 saja sedikitnya sembilan berita tawuran melibatkan siswa SMK yang muncul di media massa.

"Saya berharap Kemendikbud segera menekan tombol 'alarm darurat karakter'. Ini adalah fakta, bahwa program pembinaan karakter yang sekarang dilakukan, gagal mengatasi tawuran pelajar hingga ke akar permasalahannya," kata anggota Komisi X DPR Herlini Amran, Rabu (28/11/2012) di Jakarta.

Menurut data Komnas Perlindungan Anak, jumlah tawuran pelajar tahun 2011 sebanyak 339 kasus dan memakan korban jiwa 82 orang. Tahun sebelumnya, jumlah tawuran antar-pelajar sebanyak 128 kasus. Hingga September 2012 terjadi 86 kali tawuran antarpelajar dengan 26 korban meninggal.

"Harus menuggu berapa korban lagi? Sudah saatnya jajaran Kemendikbud merekapasitasi pendidikan karakter bagi siswa-siswa SMK, karena yang sekarang diprogramkan tidak efektif. Tentu penguatan karakter ini perlu segera dilakukan juga pada pelajar SD, SMP, dan SMU," kata Herlini.

Selama tahun 2012 ini program pendidikan karakter untuk SMK anggarannya mencapai Rp 9,6 miliar. Total anggaran 2012 yang terkait Program Pendidikan Karakter mencapai Rp 111 miliar.

Menurut Herlini, dari anggaran sebesar itu belum terlihat adanya program pembinaan karakter yang sistematis dan berkesinambungan. Malah sebagian besar tersedot untuk perhelatan dan gebyar-gebyar.

Ia mempertanyakan, anggaran yang Rp 9,6 miliar, kenapa dihabiskan untuk membiayai pelatihan para pelatih pendidikan karakter dan bela negaranya saja. "Untuk memperbaiki karakter siswa SMK-nya mana? Tidak ada sistem yang kohesif antara guru, pengelola sekolah dan wali murid untuk meredam potensi tawuran pelajar," tuturnya.

Ia berharap semua stakeholder cepat tanggap menyelamatkan masa depan mereka. Karena siswa-siswa SMK merupakan aset bangsa, prestasi mereka pun membanggakan. "Lihat saja prototipe mobil nasional, helikopter, mesin-mesin industri dan masih banyak lagi. Jangan sampai itu semua tercoreng, hanya karena kasus-kasus tawuran yang mempertontonkan keberingasan dan memakan korban jiwa," katanya.

Secara konkrit, menurut Herlini, perlu penguatan program dan dukungan anggaran untuk membentuk karakter luhur para pelajar. "Jangan seperti sekarang, anggarannya tidak tepat sasaran, atau bahkan masih ada pihak-pihak yang mengaku tidak mendapat dukungan anggaran untuk mengatasi kasus-kasus kekerasan di sekolah. Sementara korbannya terus meningkat tiap tahun," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com