Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perombakan Kurikulum, Penting dan Genting

Kompas.com - 03/12/2012, 09:22 WIB
Riana Afifah

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Meski terus menuai kontroversi, proses uji publik kurikulum yang sedianya diberlakukan pada Juni 2013 mendatang terus berjalan. Setelah dibuka di Jakarta pada 29 November lalu, uji publik berlanjut ke kota besar lain, yaitu Yogyakarta.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan, perubahan kurikulum yang dilakukan oleh pemerintah saat ini dinilai sangat penting karena situasi menyangkut generasi muda ini sudah genting. Cara yang efektif untuk mengatasi ini adalah transformasi melalui pendidikan, yaitu salah satunya merevisi kurikulum.

"Ini genting dan penting. Indonesia ini punya bonus demografi usia produktif yang banyak. Kalau tidak diolah, mereka hanya akan menjadi beban pembangunan," kata Nuh saat Uji Publik Pengembangan Kurikulum 2013 di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Yogyakarta, Sabtu (1/12/2012).

Untuk itu, ia berupaya melakukan transformasi melalui pendidikan yang salah satunya adalah perubahan kurikulum untuk menjadikan generasi saat ini memiliki kompetensi yang unggul sehingga mampu menjadi modal pembangunan untuk 10 hingga 15 tahun mendatang.

"Saat ini saja, generasi usia sekolah dasar maupun menengah mencapai setengah populasi sendiri. Ini kalau tidak disiapkan dari sekarang akan kesulitan nantinya," ungkap Nuh.

Ia juga menjelaskan bahwa perubahan kurikulum ini bertujuan untuk menelurkan generasi yang cerdas komprehensif. Tidak hanya unggul secara pengetahuan, tetapi generasi ini juga memiliki kepedulian pada sesama, jujur, serta kreatif dan produktif.

"Kurikulum yang nanti dijalankan ini kan mendorong anak untuk berusaha terus ingin tahu dan mencari jawabannya. Dari sini, akan tumbuh generasi yang kreatif dan produktif," ujarnya.

"Ini juga langkah untuk mempersiapkan generasi emas 100 tahun Indonesia merdeka. Jadi, nantinya secara ekonomi, kondisi Indonesia juga akan meningkat. Nggak apa sekarang masih miskin, yang penting kita ini calon kaya," tandasnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com