JAKARTA, KOMPAS.com - Terkait dengan implementasi kurikulum baru pada 2013 nanti, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengambil langkah untuk melakukan pelatihan pada guru selama enam bulan sebelum pelaksanaan dengan sistem master teacher. Dengan demikian, guru yang sudah mahir diharapkan menularkan ilmunya dan melatih guru yang lain.
Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Retno Listyarti, mengatakan bahwa pelatihan selama enam bulan saja tidak akan optimal. Semestinya, pemerintah juga melakukan uji coba setelah diadakan pelatihan sehingga dapat terlihat kendala paling besar terjadi pada bagian yang mana.
"Pelatihan selama enam bulan ini saya rasa sim salabim pemerintah saja. Tidak mungkin bisa optimal," kata Retno saat dihubungi, Jumat (7/12/2012).
Ia juga meragukan sistem master teacher yang akan diaplikasikan oleh pemerintah dalam melatih para guru yang nantinya menjadi ujung tombak kelangsungan kurikulum 2013 ini. Meski jumlah yang dilatih hanya berkisar sekitar 350.000 guru, pola master teacher ini dinilai tidak akan efektif dan tepat sasaran.
"Sistemnya master teacher yang ngajarin lagi ke guru lain jadi seperti multilevel gitu, saya rasa sulit kena sasaran," ungkap Retno.
Beberapa waktu yang lalu, anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PPP, Reni Marlinawati, juga menuturkan hal serupa. Pelatihan terhadap guru untuk implementasi kurikulum baru tidak dapat dilakukan secara instans. Guru harus mendapat waktu yang cukup untuk memahami konsep kurikulum baru ini.
"Sosialisasi tentu dibutuhkan. Untuk pembinaan dan pelatihannya paling tidak minimal tiga tahun sehingga saat di lapangan tidak ada kebingungan lagi," ujar Reni.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.