Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gresik Minta Sekolah Tak Gunakan LKS Sejarah Bermasalah

Kompas.com - 13/12/2012, 10:54 WIB
Adi Sucipto

Penulis

GRESIK, KOMPAS.com — Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik, Jawa Timur, menginstruksikan sekolah-sekolah agar tidak menggunakan Lembar Kerja Siswa Sejarah yang bermasalah. LKS untuk tingkat SLTA terbitan CV Hayati Tumbuh Subur Surakarta, Jawa Tengah, itu dinilai melecehkan mantan presiden RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Sebelumnya, Gerakan Pemuda Anshor Gresik dan Gusdurian meminta LKS itu ditarik dari peredaran. Bahkan, satu LKS dibakar di depan Kantor Dinas Pendidikan Gresik sebagai bentuk protes.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Gresik M Nadlif, Kamis (13/12/2012), mengatakan, beberapa materi LKS menuai protes. Pihaknya telah berkirim surat kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan agar memberi sanksi kepada penerbit. "Guru Sejarah yang menggunakan LKS telah ditegur dan diminta meluruskan kepada anak didiknya," kata Nadlif.

Di antara isi LKS bermasalah itu pada halaman 34-35 huruf b: Puncak jatuhnya Gus Dur dari kursi kepresidenan ditandai oleh adanya skandal Bruneigate dan Buloggate. Halaman 40, kalimat itu diulangi dalam soal tanya jawab nomor 9 dan 15. Soal lain berbunyi, Nama Ketua MPR yang memecat presiden Abdurrahman Wahid adalah ....

Pada soal pilihan ganda berbunyi, Kasus korupsi yang menimpa Abdurrahman Wahid sehingga dipecat dari kursi kepresidenan yaitu: a.Pertamina Gate b.Bulog Gate c. Pelni Gate d.Garuda Gate e. President Gate

Sekretaris GP Anshor Cabang Gresik Agus Junaedi mendesak penerbit LKS itu dicabut izinnya. Ia menilai LKS itu menyesatkan. Mendikbud diminta menelusuri LKS itu mulai penerbit, penulis, pengesah LKS agar materi sejarah bisa diluruskan.

Materi LKS itu menghina Gus Dur sebagai guru bangsa dan memantik reaksi warga nahdliyin. Gus Dur jatuh bukan karena korupsi, melainkan karena ada skandal politik. "Mahkamah Agung telah menerbitkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan atas kasus Bulog Gate dan Brunei Gate. Tidak ada bukti Gus Dur terlibat," kata Agus. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com