Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembahasan Kurikulum Saja Tidak Pernah Mendalam...

Kompas.com - 14/12/2012, 17:14 WIB
Riana Afifah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kontroversi seputar perubahan kurikulum terus bergulir. Anggapan bahwa pemerintah dinilai terburu-buru dalam melakukan perombakan kurikulum dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi kurikulum baru yang masih belum diberi nama ini terus bermunculan.

Praktisi pendidikan dari Universitas Paramadina, Abduh Zein, mengatakan bahwa perubahan kurikulum di Indonesia yang sudah terjadi nyaris 10 kali ini tidak membawa dampak yang signifikan terhadap kemajuan dan perbaikan kualitas pada pendidikan di Indonesia.

"Ini sebuah keprihatinan. 67 tahun Indonesia merdeka, pendidikan di Indonesia tidak maju secara signifikan. Ini karena pembahasan tentang kurikulumnya saja tidak pernah mendalam," kata Zein dalam focus group discussion Menyoal Kurikulum 2013 di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (14/12/2012).

Dia menjelaskan bahwa pembahasan kurikulum tidak pernah mendalam karena waktu untuk mematangkan konsep dan strategi implementasinya terlampau singkat. Meski untuk kurikulum baru ini disebut sudah dibahas sejak 2010, pada kenyataannya persiapan menyeluruh dan sosialisasi baru dimulai tahun 2012.

"Waktunya cukup singkat. Sekali lagi kurikulum bukan sekadar mata pelajaran. Jadi mengubahnya bukan sekadar, oh mata pelajaran ini masuk kemudian yang itu keluar," ujar Zein.

"Harus ada alasan dan kajian yang lengkap kenapa mata pelajaran ini masuk dan kenapa keluar. Harus membaca situasi dan kecenderungan masa depan yang ada. Tidak bisa seenaknya," imbuhnya.

Untuk itu, waktu pembahasan terhadap kurikulum ini tidak bisa dilakukan secara terburu-buru. Pemerintah harus menyediakan waktu yang relatif panjang jika berniat mendapat jawaban yang tepat dari perubahan kurikulum ini.

"Kalau dilakukan terburu-buru seperti ini, saya yakin targetnya tidak akan tercapai. Jadi lebih baik lama tidak apa yang penting saat diterapkan tidak lagi membingungkan," tandasnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com