JAKARTA, KOMPAS.com - Selama ini, pemerintah selalu menggaungkan untuk meningkatkan daya saing anak bangsa melalui pendidikan agar siap menghadapi tantangan globalisasi. Lantaran hal tersebut, pemerintah kerap menjadikan pendidikan di luar negeri sebagai acuan untuk memperbaiki pendidikan di tanah air.
Praktisi pendidikan dari Universitas Paramadina, Abduh Zein, mengatakan bahwa perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia bukan hanya sebatas untuk bersaing saja. Pasalnya, tantangan globalisasi sesungguhnya bukan semata-mata untuk persaingan.
"Sekarang selalu disebut untuk meningkatkan daya saing. Jangan berpikir mau bersaing saja. Karena bersaing ini mau tidak mau dipaksa melihat standar luar," kata Zein, saat focus group discussion Menyoal Kurikulum 2013 di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (14/12/2012).
Menurutnya, terlalu banyak intensitas pemerintah dan masyarakat membandingkan kemudian mengadopsi metode pendidikan dari luar membuat masalah yang sebenarnya terjadi di dalam pendidikan Indonesia sendiri tidak terselesaikan dengan tuntas.
"Bahkan jadi cenderung terabaikan. Tiap negara itu tidak sama. Boleh saja mengadopsi tapi harus tetap dilihat masalah utama di negara sendiri ini apa. Lihat dulu ke dalam," ujar Zein.
Ia memberi contoh bahwa Indonesia memiliki banyak sekolah pertanian baik dari jenjang sekolah menengah hingga perguruan tinggi. Namun pada kenyataannya negara yang dikenal dengan negara agraris ini tidak mampu mengembangkan sektor pertanian dengan baik.
"Bahkan bahan pokok kita sebagian besar masih diimpor. Ini karena terus melihat ke luar. Sehingga potensi dan ciri khas yang dapat dikembangkan dalam pendidikan jadi terabaikan," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.