Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah "Ogah-ogahan" Benahi Guru

Kompas.com - 20/12/2012, 11:23 WIB
Caroline Damanik

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Masalah pendidikan di Indonesia tak ada habisnya. Guru dinilai sebagai masalah utama pendidikan di Indonesia. Kompetensi dan kualitas para pendidik tidak merata.

Sebagian besar guru-guru Indonesia saat ini dinilai hanya mengutamakan kewajiban untuk mengajar dan mendidik secara kognitif, namun tidak bisa menghadirkan inspirasi agar para siswanya bisa meraih sesuatu.

Rektor Universitas Paramadina, Anies Baswedan menegaskan bahwa dirinya tidak menyalahkan guru. Pemerintah melalui kementeriannya sebagai penjamin kualitas gurulah yang harus bertanggung jawab.

"Secara umum, kualitas guru tidak terlalu baik. Kalau kita membereskan guru, kita bisa selesaikan porsi terbesar masalah pendidikan. Tapi sayangnya, pemerintah enggak mau," tuturnya kepada Kompas.com, pekan lalu.

Anies mengatakan, ada lebih dari 200 ribu institusi sekolah di seluruh nusantara. Upaya untuk membenahi kompetensi dan kualitas guru tentu membutuhkan daya dan dana yang sangat besar.

"Usaha akan besar, waktu lama, tapi pemerintah maunya jalan yang cepat saja," tambahnya.

Oleh karena itu, menurut Anies, utak-atik kurikulum bukanlah jalan keluar untuk membenahi pendidikan Indonesia. Ketua Program Indonesia Mengajar itu mengatakan materi dan mekanisme penerapan kurikulum tidak jauh berbeda. Meski datang dengan kemasan yang berbeda, jika kualitas guru yang menerapkannya tetap sama, maka mustahil mencapai kemajuan yang signifikan.

"Problemnya bukan pada ubah kurikulum atau tidak tapi pada kompetensi (guru). Ini (mengubah kurikulum) seperti mencari obat yang minumnya paling enak, bukan obat yang paling efektif menyembuhkan. Kita melihat (pemerintah) cenderungnya mau gampangnya saja," tuturnya.

Anies mencontohkan, para guru yang terlibat dalam program Indonesia Mengajar yang digagas dan dijalankannya sampai saat ini bergerak dengan acuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Namun, tak ada keluhan dari anak didik di daerah-daerah mitra.

"Pengajar Muda pakai kurikulum nasional, tapi enggak ada anak yang mengeluh berat karena gurunya menyenangkan. Jadi masalahnya pada materi atau orangnya?" tandasnya kemudian.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com