JAKARTA, KOMPAS.com - Sistem baru yang digunakan dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2013 ini dikhawatirkan dapat memunculkan kecurangan pada sekolah terkait dengan nilai siswa yang dimasukkan dalam Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).
Ketua Umum Panitia Pelaksana SNMPTN 2013, Akhmaloka, mengatakan bahwa sekolah sudah diingatkan agar tidak melakukan kecurangan dalam pengisian PDSS karena akan berdampak pada siswa yang bersangkutan jika sudah diterima di perguruan tinggi yang diincar.
"Nanti kan akan kami cocokkan lagi dengan rapor aslinya. Kalau ternyata nilai di rapor asli 7, kemudian dari PDSS nilai jadi 8, ya akibatnya siswa tersebut harus mundur walaupun sudah diterima," kata Akhmaloka, saat dihubungi, Kamis (20/12/2012).
Namun ia memahami terkadang kesalahan data bisa juga disebabkan oleh human error. Oleh karena itu, siswa juga diberi waktu untuk melakukan verifikasi terhadap data yang diisikan sekolah dalam PDSS. Selama rentang waktu yang disediakan, siswa boleh mengubah nilai yang sesuai jika ternyata ada kesalahan sekolah dalam memasukkan data.
"Siswa juga harus verifikasi. Kalau tidak diverifikasi ya berarti datanya sudah benar. Karena saat masa verifikasi selesai, data yang masuk sudah tidak bisa diubah," ujar Akhmaloka.
"Jadi kalau misalnya guru salah memasukkan nilai, yang harusnya 7 tapi jadi 6, itu bisa diperbaiki saat verifikasi. Tapi kalau nilai asli 7 kemudian di PDSS jadi 8, siswa juga harus koreksi ya. Karena nanti efeknya pada siswa sendiri," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.