Keputusan para rektor perguruan tinggi negeri (PTN) menerima hasil ujian nasional (UN) plus rapor sebagai salah satu alat seleksi masuk PTN dinilai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh sebagai pemberian pengakuan.
”
Dulu ketika masih menjadi Rektor Institut Teknologi 10 Nopember, Surabaya, Nuh yang asal Surabaya menentang hasil UN menjadi alat seleksi masuk PTN. ”Dulu kami di sini yang mantan rektor tak setuju itu. Pada dasarnya karena kami tidak percaya kualitas hasil UN,” lanjutnya saat berkunjung ke Redaksi
Ia menunjuk tiga pejabat yang menyertai kunjungannya, yakni Wakil Mendikbud Bidang Pendidikan Musliar Kasim (mantan Rektor Universitas Andalas), Kepala Badan Pengembangan SDM Syawal Gultom (mantan Rektor Universitas Medan), dan Plt Dirjen Pendidikan Dasar Kemendikbud Suyanto (mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta).
Setelah menjabat di kementerian itu, Nuh mengajak mereka melihat soal dan pengecekan hasilnya. ”Setelah kami yakin dapat dipertanggungjawabkan dan aman sistemnya, baru kami mengakui mutu hasil UN,” kata Nuh.