YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Proses penulisan buku teks pegangan guru dan siswa untuk Kurikulum 2013 akan diusahakan selesai pada Februari mendatang. Itu pun baru berbentuk buku contoh (dummy), belum buku dalam bentuk jadi atau siap cetak dan penggandaan. Buku dummy itulah yang akan dipakai pemerintah sebagai materi utama dalam pelatihan guru selama 52 jam.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh memaparkan persoalan buku itu seusai sosialisasi Kurikulum 2013 di hadapan guru, kepala sekolah, pengawas, dan para pengurus Muhammadiyah, Rabu (30/1/2013) di kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, DI Yogyakarta.
"Salah satu faktor kesuksesan implementasi kurikulum adalah kesiapan buku. Karena itu, buku kita prioritaskan. Tanpa buku itu, tidak akan bisa pelatihan," kata Nuh.
Untuk menulis buku tidak perlu menunggu kurikulumnya selesai karena yang terpenting adalah penyiapan kompetensi dasar dari setiap tingkat kelas. Kompetensi dasar setelah dirumuskan diturunkan menjadi silabus kemudian menjadi buku.
Setiap tema ada satu tim khusus untuk menyusun buku. Adapun untuk jenjang SD ada sembilan tema. "Yang paling penting semester satu. Semuanya harus diselesaikan," kata Nuh.
Dengan kurikulum yang baru, pemerintah akan menata ulang mekanisme perbukuan. Lembar kerja siswa yang sekarang beredar tidak boleh ada lagi karena sudah dimasukkan ke dalam buku pegangan. Kebijakan ini dilakukan, kata Nuh, semata-mata untuk membebaskan lingkungan sekolah dari bisnis buku dan melindungi orangtua dan siswa.
"Sama sekali tidak ada maksud kami untuk mematikan penerbit atau percetakan," kata Nuh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.