Yogyakarta, Kompas
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan hal itu seusai sosialisasi Kurikulum 2013 dengan guru, kepala sekolah, dan para pengurus di lingkup Muhammadiyah, Rabu (30/1), di Yogyakarta. ”Buku diprioritaskan. Tidak akan bisa pelatihan tanpa buku-buku pegangan tersebut,” ujarnya.
Menurut Nuh, setelah selesai ditulis, buku itu dibaca oleh pengkaji eksternal dan para guru. Barulah kemudian dibuat buku contoh atau
Jika ada perbaikan atau perubahan yang harus dimasukkan ke dalam buku, bisa dimasukkan ke dalam edisi selanjutnya. Tugas ini akan dipercayakan kepada tim khusus buku dan pelatihan.
Untuk memastikan agar guru tidak salah memahami konsep kurikulum, pelatihan akan dilakukan dengan bentuk pengayaan wawasan dan praktik di lapangan serta pendampingan. Mulai pertengahan Juli, guru akan ke sekolah-sekolah untuk praktik dengan didampingi mahasiswa S-2/S-3 atau guru senior.
”Oktober-November nanti tim pemantauan dan evaluasi masuk. Nanti akan dibuat laporan secara
Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah Baedhowi mengatakan, pihaknya tidak akan kesulitan melatih guru agar mampu menggunakan metode tematik integratif. Ini disebabkan dalam dua tahun terakhir guru-guru di lingkup Muhammadiyah sudah mendapat pelatihan metode pembelajaran holistik yang sama dengan tematik integratif.
”Pelatihannya memang belum intensif karena ada keterbatasan pelatih. Baru dua kali kami lakukan. Tidak mudah membuat guru menjadi kreatif, tetapi ini pelan-pelan kami lakukan,” kata Baedhowi.