Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beasiswa Doktor Bakal Dibatasi

Kompas.com - 08/02/2013, 09:02 WIB
Ester Lince Napitupulu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemberian beasiswa kepada dosen dan calon dosen yang melanjutkan pendidikan doktor, mulai 2013 akan dibatasi. Beasiswa hanya akan diberikan untuk program studi di perguruan tinggi yang terbukti mampu menghasilkan publikasi di jurnal internasional.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Djoko Santoso mengatakan, kebijakan ini untuk mendorong program studi yang membuka program doktor di perguruan tinggi, berlomba-lomba memublikasikan karya ilmiah atau penelitiannya di jurnal internasional.

Menurut Djoko, kewajiban doktor memublikasikan hasil riset atau karya ilmiahnya tertuang dalam Surat Edaran Ditjen Dikti Nomor 152/E/T/2012 yang dikeluarkan 27 Januari 2012. Meski demikian, surat edaran ini belum dijalankan secara optimal. Oleh karena itulah, mulai tahun ini, kewajiban itu akan diperketat.

”Tujuannya semata-mata untuk meningkatkan publikasi karya ilmiah dari Indonesia yang tertinggal dibanding negara-negara lain,” kata Djoko, Kamis (7/2).

Djoko mengatakan, jenjang doktor seharusnya mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, atau seni baru melalui riset sehingga menghasilkan karya kreatif, orisinal, dan teruji.

Indeks sitasi

Untuk meningkatkan kualitas jurnal ilmiah di Indonesia, Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi Bandung (ITB) meluncurkan Indeks Sitasi Indonesia atau Indonesian Citation Index di laman http://citation.itb.ac.id/citeseerx/index pada akhir Januari lalu.

Indonesian Citation Index merupakan sebuah situs web basis data abstrak dan sitasi dalam skala nasional yang bersumber dari seluruh jurnal, paper, atau artikel dari perguruan tinggi di Indonesia. Program ini merupakan inisiatif Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan ITB sebagai pelaksana teknis.

Edy Soewono, salah seorang Tim Pengembang Indonesian Citation Index, seperti dikutip dari situs resmi ITB menyatakan, program ini dilatarbelakangi minimnya pengembangan jurnal dan artikel di Indonesia. Indonesian Citation Index mendokumentasikan semua sitasi dari paper yang berasal dari semua perguruan tinggi di Indonesia.

Semakin banyak suatu artikel atau paper disitasi, semakin baik kualitasnya. Lebih baik lagi jika mampu menembus akreditasi jurnal internasional.

Jurnal internasional terbitan Indonesia saat ini baru 12 jurnal. Adapun Singapura memiliki 94 jurnal internasional, Malaysia 45 jurnal, dan Filipina 13 jurnal.

”Jurnal-jurnal di Indonesia sebagian besar terkendala kualitas dan pembiayaan untuk jadi jurnal internasional,” kata Edy.

Menurut Edy, Indonesian Citation Index sudah berisi sekitar 35 jurnal terakreditasi tingkat nasional dan 1.040 artikel ilmiah. ”Jumlah ini akan terus bertambah karena selalu dikembangkan,” jelas Edy. (ELN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com