JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Republik Indonesia (RI), Boediono, menyambut baik penerapan rencana Kurikulum 2013. Menurutnya, kurikulum 2013 merupakan strategi yang tepat untuk memanfaatkan bonus demografi yang diterima Indonesia saat ini.
Bonus demografi, lanjutnya, harus dimanfaatkan dengan baik melalui perbaikan kualitas pendidikan. Tidak cukup hanya infrastruktur saja yang diperbaiki dan menjadi sasaran perbaikan, namun isi yang diajarkan pada anak-anak juga merupakan sesuatu yang penting.
"Bukan hanya infratrukturnya saja tapi apa isi yang akan diajarkan juga penting. Untuk itu, saya menyambut baik kurikulum 2013. Tanpa ada perbaikan isi ajar maka bonus demografi yang dimiliki Indonesia saat ini akan sia-sia," kata Boediono saat membuka Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan 2013 di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Kemdikbud, Depok, Senin (11/2/2013).
Ia menuturkan bahwa kemajuan generasi masa depan merupakan tanggung jawab generasi saat ini. Untuk itu, kurikulum 2013 yang akan diterapkan secara bertahap ini merupakan salah satu langkah menyiapkan generasi masa depan sebagai Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.
"Generasi sekarang ini yang memegang tampuk kendali bangsa untuk menyiapkan generasi yang lebih baik untuk ke depannya. Kalau kita alpa ya kitalah yang salah atas kegagalan negara ini," jelas Boediono.
Boediono memberikan arahan pada seluruh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota seluruh Indonesia terkait dengan pelaksanaan Kurikulum 2013 pada Juli mendatang dalam acara Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan 2013. Menurutnya, perubahan kurikulum sangat penting untuk dilakukan. Pasalnya, pengajaran saat ini akan berdampak pada kualitas generasi muda di masa depan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.