Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Pernah Takut Salah Saat Belajar Bahasa Inggris

Kompas.com - 27/02/2013, 08:26 WIB
Riana Afifah

Penulis

SERPONG, KOMPAS.com - Berapa lama Anda sudah belajar Bahasa Inggris? Sudah belajar tetapi tidak kunjung fasih melakukan empat kompetensi bahasa, membaca, mendengar, menulis dan berbicara?

Sudah belajar bahasa Inggris tidak menjamin penguasaan Anda terhadap bahasa internasional ini menjadi baik. Kunci pembelajaran ini sudah berulang kali diucapkan, namun kerap dilupakan. Jangan takut melakukan salah ketika belajar atau berbicara dalam bahasa Inggris.

President of Pearson Asia Pasific, Dugie Cameron, mengatakan kepintaran tak terlalu efektif tanpa keberanian untuk belajar bahasa Inggris.

"Sudah belajar dan kemampuan bagus tidak cukup. Harus dipraktekkan dan berani menggunakannya," kata Dugie dalam peresmian cabang keenam Wall Street Institute di Mall Alam Sutera, Serpong, Selasa (26/2/2013).

Oleh karena itu, penting pula bagi para pengajar bahasa Inggris untuk memberikan toleransi saat melakukan kesalahan kecil dalam berbicara. Toleransi membantu orang untuk termotivasi menguasai dan menggunakan bahasa Inggris.

Tanpa adanya toleransi tersebut, terkadang orang takut salah saat ingin berbicara dengan bahasa Inggris. Konsep ini pula yang digunakan oleh Wallstreet Institute dalam mengembangkan kursus bahasa Inggris. Dugie yakin, dengan atmosfer belajar penuh toleransi, kepercayaan diri seseorang dibangun untuk belajar bahasa Inggris dengan baik dan benar.

Menurut Dugie, kerap kali, takut untuk salah dalam belajar bahasa Inggris membuat orang menggunakan bahasa Inggris dengan asal-asalan. Padahal, untuk digunakan dalam percakapan formal, pemakaian bahasa Inggris yang baik dan benar diutamakan. Apalagi, Dugie menilai bahasa Inggris sudah menjadi tren dunia.

"Belajar bahasa Inggris sudah menjadi tren di seluruh dunia dan diperkirakan di tahun 2020, ada dua milyar orang belajar bahasa Inggris," kata Dugie.

Dugie menilai, perkembangan kemampuan bahasa Inggris di Indonesia terus meningkat. Namun demikian, masih banyak yang perlu didorong untuk memiliki kemampuan bahasa Inggris yang berkualitas.

"Di Indonesia juga, belajar bahasa Inggris terus berkembang. Sarana belajar yang berkualitas menjadi suatu kewajiban yang harus dikembangkan," imbuh Dugie.

Cabang baru

Sementara itu, untuk merespon perkembangan dan permintaan akan kursus bahasa Inggris yang besar di Indonesia, Wall Street Institute membuka cabang baru di kawasan Alam Sutera, Serpong, Tangerang. Tempat kursus yang berlokasi di Mall Alam Sutera ini diresmikan bertepatan dengan ulang tahun Wall Street Institute yang ke-6.

Presiden Direktur Wall Street Institute Indonesia, Angsuman Rakshit, mengatakan bahwa pendidikan bahasa Inggris ini harus dapat dinikmati oleh semua orang di wilayah manapun. Pasalnya, kemampuan bahasa Inggris saat ini merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi masa depan yang lebih baik.

"Kemampuan bahasa Inggris yang baik dapat meningkatkan nilai hidup juga. Dan kami tidak ingin itu hanya didapat oleh yang ada di Jakarta saja. Untuk itu kami buka di luar Jakarta," kata Rakshit pada kesempatan yang sama.

Rakshit mengatakan, sejak dibuka enam tahun lalu, Wall Street Institute telah melayani 8000 siswa dan ditargetkan akan terus meningkat hingga lebih dari 9000 siswa pada 2013 ini.

Di tempat baru ini, metode pembelajaran yang akan digunakan tidak berubah. Tiap kelas hanya berisi empat siswa saja sehingga siswa tersebut dapat lebih konsentrasi dalam belajar dengan metode belajar yang fleksibel dan pendampingan oleh para native speaker dari Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Selandia Baru dan Australia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com