Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Mata Dokter Kecil dan Hadiah dari Pak Menteri

Kompas.com - 28/02/2013, 09:08 WIB
Riana Afifah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Air mata mengalir dari mata sejumlah anak-anak usia sekolah dasar yang ikut dalam acara Pemberian Penghargaan Dokter Kecil-Mahir Gizi 2012 di Gedung A Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Jakarta, Rabu (27/2/2013). Anak-anak yang yang mewakili daerah-daerah dari seluruh Nusantara ini terisak setelah dewan juri mengumumkan tim terbaik Dokter Kecil-Mahir Gizi.

Para guru pendampingnya pun ikut meneteskan air mata saat tim sekolahnya tidak disebutkan oleh dewan juri sebagai salah satu dari enam tim terbaik.

Melihat hal ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh berusaha menghibur dan mengembalikan semangat guru beserta anak didiknya yang masih berusia antara 9-12 tahun tersebut. Apa yang dilakukannya?

Nuh menyampaikan bahwa 29 tim yang sudah lolos hingga tahap nasional ini tetap berhak atas penghargaan dari Kemdikbud.

"Ini semuanya bagus. Semuanya juara. Nanti dari kementerian akan beri penghargaan untuk semuanya karena yang sudah sampai di sini, itu berarti sudah jadi yang terbaik," kata Nuh dalam acara tersebut.

Tak ada yang salah dengan menangis. Ekspresi yang ditunjukkan oleh para peserta didik dan guru tersebut, kata Nuh, merupakan hal yang manusiawi dan sebuah perwujudan keinginan kuat untuk mengukir prestasi. Namun, mereka diingatkan pula bahwa tidak semua keinginan dapat begitu saja terwujud. Anak-anak dan para guru pendamping didorong untuk menjadikan pengalaman ini sebagai bekal agar tahun depan dapat menjadi yang terbaik di antara yang baik.

"Membuktikan bahwa ada keinginan yang sangat kuat untuk menjadi juara. Keinginan itu sudah menjadi modal yang luar bisa. Memang keinginan itu belum tentu tercapai. Untuk itu, kita rawat dan kita jaga keinginan untuk berprestasi itu," jelas Nuh.

Selanjutnya, ia mengapresiasi program Caravan Gizi dengan kegiatan Dokter Kecil-Mahir Gizi ini. Dengan kegiatan yang digagas oleh PT Nestle Dancow ini, Nuh menilai pendidikan terkait gizi dapat meningkat di kalangan anak sekolah sehingga tidak ada lagi anak Indonesia yang mengalami kurang gizi.

"Jadikan sekolah agen perubahan. Ini dapat dimulai dari anak-anak ini. Gizi ini penting. Saya yakin anak-anak yang hadir di sini sudah memenuhi 10 tanda gizi baik," tandasnya.

"Punya gizi baik biasanya juga cerdas, baik segi intelektual maupun emosional. Jadi, mari tanam, jaga, dan kembangkan sekolah seperti ini, dan sekolah-sekolah lain yang belum," tandasnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com