JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 12 pelajar dari berbagai sekolah di Indonesia menjuarai dan meraih medali emas dalam ajang kompetisi sains bertajuk "Indonesian Science Project Olympiad (ISPO)" 2013. Beberapa di antaranya akan diberangkatkan ke sejumlah negara di luar negeri, seperti Amerika Serikat, Turki, Rumania, Belanda dan lain-lain, untuk mengikuti ajang penelitian sains internasional.
"Pemenang ajang ISPO ini merupakan terbaik dari yang terbaik," ujar Ketua Dewan Juri ISPO 2013 dari Universitas Indonesia Profesor Riri Fitri Sari di sela-sela acara penghargaan pemenang ISPO 2013 di Taman Mini Indonesia Indah, di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, penilaian terhadap karya penelitian para pelajar dilakukan berdasarkan sisi originalitas ide, ilmu pengetahuan dasar, penyelesaian, argumentasi atau pertahanannya, kemampuan presentasi, kemampuan bahasa inggris, termasuk stand yang dibuat para peserta.
Ke-12 pelajar tersebut terbagi dalam enam tim secara berpasangan yang masing-masing menjuarai enam bidang yang dikompetisikan yakni komputer, teknologi, fisika, biologi, kimia dan lingkungan. Berikut ini daftar juara berdasarkan data yang diperoleh dari penyenggara kompetisi tersebut:
Bidang komputer
Dwi Yoga Wibawa dan Falah Luthfi (SMA I Kudus Jawa Tengah) dengan penelitian berjudul "Sikodi (Sistem Kontrol Diabetes) Untuk Manajemen Diabetes Militus"
Bidang teknologi
Talia Pandan Sari dan Rika Nuraini (SMA Kesatuan Bangsa) dengan penelitian "Tangga Dinamo Sebagai Pembangkit Listrik Alternatif"
Bidang fisika
Leonardo dan Christian (SMA Santa Laurensia) dengan penelitian berjudul "A New Surfboard Design Using Structural Box Concept With Bamboo Composite Material"
Bidang biologi
Gama dan Citradela (SMA Kesatuan Bangsa BBS) dengan judul penelitian "Clitoria Ternatea L As A New Alternative Solution For Carcinoma Mamae"
Bidang kimia
Angela dan Regina (SMA Santa Laurensia) dengan penelitian "Chitosan-Carbon Composite Material As An Adsorbent For Heavy Metal Ions"
Bidang lingkungan
Rintya dan Dwi dengan penelitian yang berjudul "LPS-Air Freshener Rekayasa Alternatif Pengharum Ruangan Ramah Lingkungan Berbahan Dasar Limbah Kotoran Sapi".
Dalam ajang itu juga dinobatkan pemenang yang berhasil menjadi juara "Honorable Mention", peraih medali perak dan perunggu.
Terkait ajang yang menghasilkan produk atau penelitian semacam ini, Dirjen Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hafid Muhammad mengharapkan seluruh karya penelitian tersebut dapat dipatenkan melalui Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI).
"Sebaiknya memang langsung dipatenkan agar tidak diakui oleh orang lain dan dipatenkan. Selain itu bisa juga bekerja sama dengan pihak swasta agar karyanya dijadikan sebuah produk yang bisa dijual dan bermanfaat besar bagi masyarakat," ujar Hafid Muhammad.
Dia mengatakan pihaknya akan membantu para pemenang untuk mematenkan karya-karyanya. Namun tidak menutup kemungkinan ada beberapa peserta yang menolak karyanya untuk dipatenkan, karena ingin memperbaiki terlebih dulu karyanya.
"Namun yang pasti kami mencatat seluruh pemenang dan karya-karyanya. Kami juga akan terus mendorong agar peserta berlomba di ajang penelitian bertaraf internasional, agar ada muara dalam setiap karya yang dibuat," kata Hafid.
Ajang kompetisi sains ISPO 2013 merupakan yang kelima kalinya diadakan dan merupakan sebuah wadah bagi peneliti muda untuk berkompetisi secara sehat dalam bidang sains. Menurut Sekjen ISPO Sadar Risdadi, di Indonesia terdapat berbagai perlombaan sains serupa yang seluruhnya akan menghasilkan perwakilan pelajar yang akan diikutsertakan di ajang internasional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.