JAKARTA, KOMPAS.com - Surya University resmi diluncurkan oleh pendiri dan Rektor Surya University, Yohanes Surya, bersama perwakilan Kopertis Wilayah IV Deece Udansyah di Grand Hyatt Hotel Jakarta, Sabtu (9/3/2013). Surya University lahir dari mimpi atas sebuah universitas berbasis riset.
Dalam acara peluncuran, Surya mengatakan langkah untuk mendirikan universitas berbasis riset didasarkan pada visi agar Indonesia diperhitungkan dalam persaingan global.
"Dibandingkan Malaysia dan Singapura, kita tertinggal jauh. Jumlah paten kita hampir nol, kita tak punya paten. Sedih sekali, tapi itu faktanya. Indonesia tak akan maju kalau tak ada riset. Universitas perlu didorong untuk riset dan mahasiswa perlu dilibatkan. Indonesia harus didorong untuk riset. Negara yang lalai mengembangkan riset akan kalah," tuturnya.
Dalam kesempatan ini, Surya mengenalkan masing kepala dari 10 program studi yang ada di Surya University. Surya juga menyebutkan ada lebih dari 200 doktor yang akan mengajar di awal pengembangan universitas ini. Diharapkan, jumlahnya akan meningkat lima kali lipat dalam lima tahun ke depan.
Bawa riset ke kelas
Surya juga menegaskan bahwa universitas berbasis riset, seperti Surya University, berbeda dengan universitas-universitas riset yang sudah ada.
"Di universitas riset biasa, peneliti lakukan riset lalu dipublikasikan. Di universitas berbasis riset, peneliti melibatkan mahasiswa dalam riset dan dibahas di kelas. Dia menjelaskan apa yang menjadi risetnya dan membawa para mahasiswanya terlibat," ungkapnya.
"Sejak awal mahasiswa akan dikenalkan cara membuat energi alternatif, mis tebu, singkong bahkan bakteri. Dengan pengalaman di lab atau lapangan, dosen akan jelaskan dan mahasiswa akan lebih mengerti karena dia terlibat," tambahnya kemudian.
Menurutnya, sudah saatnya Indonesia bangkit untuk turut diperhitungkan di dunia internasional melalui riset sains dan teknologi. Surya University akan melakukan pengembangan riset empat teknolog, yaitu nanotechnology, biotechnology, information and communication technology serta neuroscience.
Untuk menunjang pendidikan, Surya University bekerja sama dengan 41 pusat riset dan ditargetkan berkembang menjadi 80 pusat riset dalam lima tahun ke depan. Para dosen akan bekerja di pusat-pusat riset ini, lalu memperkenalkan dan mendiskusikannya di kelas.
"Adalah mimpi kami, 2030 kita akan melihat bukan hanya Surya University, tetapi universitas lain di Indonesia punya kelas yang setara dengan MIT dan Harvard dalam kuantitas maupun kualitas riset," tegasnya.
"Lewat riset, kita akan dihormati oleh bangsa-bangsa. Kita akan berdiri tegak dan mengatakan, aku bangga jadi orang Indonesia.
3 juta per bulan
Pada tahun pertama, Surya University akan menerima 3.000 mahasiswa baru. Universitas ini menggelar pendaftaran melalui jalur direct entry. Penilaian akan dilakukan hanya terhadap hasil rapor selama kelas I dan II SMA atau kelas X dan XI.
Para mahasiswa tidak akan dikenakan biaya masuk atau biaya gedung saat sudah diterima. Uang kuliah untuk mahasiswa sebeasr Rp 3.000.000 per bulan.
"Biaya kuliah flat Rp 3 juta per bulan, tapi itu maksimum ya. Ingat ada beasiswa. Kalau dia berprestasi, minimal bisa dapat beasiswa 20 persen. Bahkan bisa nol kalau dia menunjukkan prestasi. Kita ingin dorong anak-anak ini untuk berpacu mendapatkan beasiswa," ungkap Surya.
Ada 10 jurusan dalam empat fakultas yang ditawarkan oleh Surya University, yaitu Agribusiness, Green Economy, Technopreneurship dan Digital Communication (Faculty of Green Economy and Digital Communication), Physics-Energy Engineering, Biochem-Energy Engineering, dan Environmental Engineering (Faculty of Clean Energy and Climate Change), serta Biotechnology and Neuroscience, Human Computer Interaction dan Nutrition and Food Technology (Faculty of Life Sciences).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.