Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ITS Terima BOPTN Rp 60 M, Unair Rp 64 M

Kompas.com - 18/03/2013, 18:37 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menerima dana Biaya Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) dari Ditjen Dikti Kemendikbud senilai Rp 60 miliar untuk tahun 2013. Dana itu akan dibagi untuk pengembangan riset dosen dan mahasiswa.

"Dana sebesar itu kami prioritaskan untuk penelitian dosen dan sekarang Badan Perencana dan Pembangunan (BPP) ITS tinggal menyeleksi sejumlah proposal penelitian yang masuk," kata Rektor ITS Prof Ir Tri Yogi Yuwono DEA kepada Antara di Surabaya, Senin.

Untuk mahasiswa, kucuran dana BOPTN akan digunakan untuk berbagai kegiatan, misalnya kontes robot ITS. Selain itu, Tri Yogi mengatakan bahwa BOPTN juga akan dialokasikan untuk biaya pemeliharaan sarana dan prasarana. Dia mengakui bahwa pemeliharaan sarana dan prasarana baru bisa dipikirkan setelah ITS memperoleh BOPTN.

Unair Rp 64 M

Sementara itu, Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menerima BOPTN senilai Rp 64 miliar untuk 2013. Angka ini meningkat tajam dibandingkan perolehan tahun lalu sebesar Rp 39 miliar.

"Tahun lalu, kami tidak banyak memanfaatkan dana BOPTN itu, karena turunnya dana itu cukup mepet, sehingga kami hanya mampu memakai Rp8 miliar atau sekitar 20 persen," kata Wakil Rektor II Unair Dr H Moh Nasih SE MT.Ak.

Untuk tahun ini, Nasih menegaskan, Unair relatif siap. Pasalnya, program sudah tersusun. Nasih mengatakan, dana sebesar itu akan diprioritaskan untuk penelitian dosen hingga 30 persen. Saat ini, rektorat sedang melakukan seleksi terhadap sejumlah proposal yang masuk.

Namun, lanjutnya, Unair kurang bisa memanfaatkan BOPTN secara maksimal untuk mahasiswa karena tata cara penggunaan dana BOPTN itu sudah diatur, kecuali pemanfaatan untuk pembinaan program kreativitas mahasiswa (PKM) dan pelatihan karakter mahasiswa.

"Kami akan memanfaatkan untuk melatih mahasiswa agar tidak mudah emosi dan memiliki semangat akademik yang tinggi, karena itu kami akan memanfaatkan dana BOPTN untuk itu. Sayang sekali, pemanfaatan dana BOPTN untuk mahasiswa tidak bisa fleksibel," ujarnya.

Nasih berharap, pemerintah mengizinkan pemanfaatan dana BOPTN untuk kepentingan mahasiswa secara fleksibel. Pasalnya, jika BOPTN bisa digunakan secara fleksibel untuk mahasiswa, maka dapat mengurangi biaya praktikum mahasiswa. Ia mencontohkan, pembelian stetoskop, alat rontgen, gelas ukur, dan sarana praktikum mahasiswa lainnya selama ini menggunakan dana yang dipungut dari mahasiswa, padahal BOPTN sebenarnya bisa digunakan mengurangi iuran bagi mahasiswa.

"Masalahnya, pemerintah hanya memperbolehkan BOPTN untuk sesuatu yang dibeli dengan prinsip ’habis pakai’, padahal kita membutuhkan stetoskop, gelas ukur, alat rontgen, dan keperluan laboratorium lainnya dalam jumlah banyak," tandasnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com