Jakarta, Kompas
Sikap serba salah pun berkembang di kalangan guru yang kurang berani lagi bersikap tegas kepada siswa karena khawatir intervensi orangtua. Sebaliknya, orangtua menuntut tinggi terhadap sekolah, tetapi kurang memberi dukungan yang sama di rumah supaya hasil pendidikan anak di sekolah bisa optimal.
Melly Kiong, praktisi pendidikan rumah sekaligus pendiri Komunitas eMKa, mengatakan, orangtua harus disadarkan bahwa pendidikan bukan semata tugas guru dan sekolah.
”Sekarang kita perlu kembali menguatkan pendidikan rumah. Kita harus bantu supaya orangtua juga bisa kreatif mendidik anak di rumah,” kata Melly pada seminar ”Mindful Parenting” di Jakarta, Selasa (26/3). Acara yang dihadiri puluhan guru dan kepala sekolah di Jakarta dan sekitarnya itu diselenggarakan majalah anak Creativity in Action dan Menata Keluarga (eMKa) Manajemen.
Menurut Melly, peran guru mulai dikebiri orangtua. Orangtua sering tidak sejalan dalam mendidik anak. Akibatnya, anak kebingungan.
Orangtua menilai guru kurang kreatif, kurang peduli, tidak mengajar dengan hati, tidak memberi teladan, galak, atau tidak komunikatif. Sebaliknya, guru menilai orangtua siswa protektif, sibuk bekerja, mendikte sekolah, menuntut, dan cuek.
”Dalam situasi pendidikan sekarang, perlu dijembatani hubungan orangtua dan sekolah. Untuk itu, guru harus mau berubah berempati ke orangtua, demikian sebaliknya. Dengan hubungan sekolah dan orangtua yang harmonis, siswa yang akan merasakan dampaknya untuk pembentukan karakter yang baik dan pengembangan diri yang sesuai potensinya,” ujar Melly, penulis aktif soal pola asuh berkesadaran lewat laman www.emkaland.blogspot.com.
Marni, guru pada salah satu SD swasta di Jakarta, mengatakan, sekolah berusaha bisa konsisten dengan aturan yang ada untuk semua anak. Namun, sering kali ada saja orangtua yang tak mau mengikuti aturan yang sudah disepakati bersama.
Soleha, guru lainnya, mengatakan, dalam menghadapi anak yang perilakunya bermasalah di sekolah, orangtua sering tak bisa kooperatif, justru menyalahkan sekolah. Berkomunikasi dengan orangtua sering terkendala karena tidak ada keterbukaan mengenai kondisi keluarga atau lingkungan yang menyebabkan anak berperilaku negatif.