Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LIPI Bangun 21 Kebun Raya

Kompas.com - 01/04/2013, 03:31 WIB

Jakarta, Kompas - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia akan membangun 21 kebun raya baru di sejumlah daerah. Diharapkan di setiap provinsi terdapat kebun raya yang mengoleksi kekayaan hayati setiap daerah untuk kepentingan pendidikan dan penelitian.

”Pembangunan kebun raya baru tersebut merupakan kebijakan pemerintah,” kata Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor LIPI Mustaid Siregar, Minggu (31/3), di Bogor, Jawa Barat.

Kebijakan itu antara lain tertuang dalam dokumen Agenda 21 Indonesia Bab 16 tentang Konservasi Keanekaragaman Hayati atau Indonesia Biodiversity Strategy and Action Plan 2003-2020.

Salah satu daerah yang akan segera membangun kebun raya, kata Mustaid, adalah Minahasa di Sulawesi Utara seluas 186 hektar, di Samosir, Sumatera Utara, seluas 100 hektar, dan di Batam, Kepulauan Riau, seluas puluhan hektar.

Kendala di sejumlah daerah dalam pembangunan kebun raya, kata Mustaid, adalah okupasi lahan serta konflik status kepemilikan tanah. Selain itu, tak mudah mencari lahan yang cukup luas untuk pembangunan kebun raya. Karena itu, kini persyaratan pembangunan kebun raya dipermudah, tidak harus menunggu hingga tersedia lahan ratusan hektar.

”Jika tersedia lahan 5-10 hektar, sudah cukup untuk membangun kebun raya,” kata Mustaid.

Di lahan tersebut nantinya dikoleksi dan dikonservasi jenis-jenis tanaman khas daerah yang semakin langka dan hampir punah. Di samping untuk konservasi, kebun raya juga dimanfaatkan untuk riset ilmiah. Adapun untuk tenaga yang akan menangani kebun raya, LIPI akan melakukan pendidikan dan pelatihan, termasuk pelatihan perkebunrayaan di Kebun Raya Eka Karya Bedugul, Bali, pada 3 April 2013.

Riset anggrek

Destario Metusala, peneliti Kebun Raya Purwodadi, Pasuruan, Jawa Timur, mengatakan, di kebun raya bisa dilakukan banyak riset ilmiah. Pada akhir Februari 2013, misalnya, hasil riset taksonomi anggrek dari Kalimantan koleksi Kebun Raya Purwodadi dapat dipetakan sebagai varietas baru.

Anggrek jenis baru itu dipublikasikan di Malesian Orchid Journal Volume 11. Anggrek jenis baru yang ditemukan itu diberi nama Malleola inflata Metusala & P.O,Byrne dengan kekhasan memiliki cula.

”Lokasi asal anggrek di Kalimantan itu tetap harus dirahasiakan untuk menjaga kelangsungan di habitatnya,” kata Destario.

Hingga saat ini, Indonesia termasuk pusat keanekaragaman hayati dunia sekaligus negara yang memiliki keterancaman keanekaragaman hayati tertinggi.

Di Indonesia terdapat 27.500 jenis tumbuhan berbunga atau 10 persen dari jenis tumbuhan berbunga di dunia. Meski demikian, hingga sekarang baru sekitar 6.000 jenis tumbuhan di Indonesia yang diketahui manfaat dan potensinya. (NAW)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com