Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Surut Merajut Perdamaian

Kompas.com - 03/05/2013, 04:17 WIB

A Ponco Anggoro

Di tengah hinaan dan teror, langkah Jacklevyn Manuputty (47) tak surut merajut perdamaian saat konflik sosial berkecamuk di Maluku pada 1999-2003. Ketika konflik usai, langkahnya tak berhenti. Beragam cara dia lakukan untuk merawat perdamaian saat pemerintah abai melakukannya.

Berbicara tentang perdamaian bukan perkara gampang saat konflik sosial berlangsung di Maluku. Dendam dan kebencian yang timbul akibat konflik seperti menutup kemungkinan damai. Akibatnya, saat suara untuk berdamai muncul, sambutan yang ada justru hinaan, dicap pengkhianat, bahkan diteror.

Jacky, panggilan Jacklevyn Manuputty, mengalami itu semua. Pendeta di Gereja Maranatha, Ambon, ini justru menjalin komunikasi dengan teman dan tokoh agama Islam, yang saat konflik dianggap musuh.

Pertemuan digelar kontinu. Tak hanya di Ambon, tetapi sering pula di luar Maluku. Strategi pun disusun untuk menyebarluaskan virus perdamaian kepada masyarakat.

Ketika komunikasi dan pertemuan gerakan damai yang dirintis itu diketahui banyak orang, cobaan silih berganti datang. Terlebih saat Jacky sering kampanye di luar negeri ataupun lewat media asing untuk mendorong tekanan dunia internasional kepada Pemerintah Indonesia guna menghentikan konflik di Maluku.

Jacky dihina bahkan dicap pengkhianat karena dianggap sengaja menemui musuh. Rumahnya di kawasan Batu Gantung, Ambon, dibakar perusuh. Ia berulang-ulang diteror dan diancam akan dibunuh.

Ini tak hanya karena upayanya merintis perdamaian, tetapi juga sikapnya yang sering mengkritik kerja aparat keamanan yang tak mampu meredam konflik. ”Hinaan dan teror itu tak hanya kepada saya, tetapi juga kepada keluarga,” kenangnya.

Pertemuan lintas agama warga Maluku juga sering diteror. Pertemuan yang digelar di luar Maluku, seperti di Makassar dan Yogyakarta, dibubarkan paksa oleh mereka yang tak menginginkan perdamaian.

Namun, langkah Jacky tak surut. Istrinya, Louise Maspaitella, tak pernah meminta Jacky mundur. Louise pun tak gentar menghadapi teror dan hinaan itu. ”Istri saya menjadi penyemangat. Dia selalu bilang, ’tak perlu takut kalau upaya yang saya lakukan adalah sesuatu yang benar’,” kata Jacky.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com