Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecurangan UN Diungkap

Kompas.com - 27/05/2013, 11:32 WIB
Luki Aulia, Defri Werdiono, Dwi Bayu Radius

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Koalisi Pendidikan menemukan bukti kecurangan dalam pelaksanaan Ujian Nasional 2013 tingkat SMA/SMK/MA beberapa waktu lalu. Bukti kecurangan antara lain berupa satu lembar kunci jawaban. Bukti itu diperoleh dari seorang siswa dari sekolah swasta di Jakarta yang mengadu kepada gurunya.

Temuan ini dipublikasikan Koalisi Pendidikan di kantor Indonesia Corruption Watch (ICW), Jumat (24/5) lalu. ”Kami juga punya rekaman pengakuan guru-guru yang membenarkan kasus ini,” kata Siti Juliantari Rachman dari ICW.

Menurut Juliantari, penerapan UN memicu sebagian siswa, kepala sekolah, dan guru bertindak curang. Ini karena sekolah yang nilai rata-ratan UN-ya rendah dianggap siswa dan gurunya kurang berprestasi.

”Ini yang memicu kecurangan massal, terstruktur, dan sistemik,” kata Juliantari.

ICW menilai perubahan variasi soal dari lima jenis menjadi 20 jenis tidak lantas menghilangkan kecurangan. Buktinya, masih ditemukan bocoran kunci jawaban di kalangan siswa. ”Jika banyak kecurangan seperti ini, bagaimana validitas hasil UN 2013,” kata Juliantari.

Febri Hendri, peneliti senior ICW, mengatakan, semua bukti akan dibeberkan setelah pelapor mendapat jaminan perlindungan. Untuk itu, pekan depan ICW akan ke Kemdikbud untuk meminta siswa tersebut dilindungi.

Di Malang, Suwarjana, Kepala Bidang Pendidikan SMP, SMA, dan SMK, Dinas Pendidikan Kota Malang, mengatakan, ujian nasional perlu tetap dilakukan untuk mengukur prestasi siswa.

”Jika tidak ada ujian nasional, sistem apa yang bisa digunakan untuk mengukur prestasi siswa atau sekolah?” ujarnya. Meski demikian, ia meminta agar UN terus-menerus diperbaiki walaupun rata-rata nilai UN di Malang terus meningkat.

Di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, untuk menghindari para siswa konvoi dan mencorat-coret pakaian, para siswa diharuskan menggunakan pakaian adat saat pengumuman kelulusan. ”Cara ini lebih mendidik,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kalteng Guntur Taladjan. (LUK/WER/BAY)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com