Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terobosan Peningkatan Doktor Dilakukan

Kompas.com - 27/05/2013, 14:43 WIB
Ester Lince Napitupulu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Upaya peningkatan jumlah dosen dan peneliti bergelar doktor di perguruan tinggi memerlukan terobosan. Sebab, jumlah pengajar bergelar doktor saat ini baru berkisar 23.000 orang dari 270.000 dosen di perguruan tinggi.

 

Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Ditjen Pendidikan Tinggi, Kemendikbud, Supriadi Rustad mengatakan, penambahan jumlah pengajar dan peneliti bergelar doktor di perguruan tinggi tidak bisa hanya mengandalkan dari dosen yang ada. Terobosan dilakukan Kemendikbud lewat Program Doktor Sarjana Unggulan (PDSU) yang dimulai tahun ini. Program ini merupakan pendidikan yang bertujuan untuk menyediakan dosen berkompeten dengan kualifikasi doktor.

"Lulusan S1 yang berprestasi atau brilian digandeng oleh promotor berkualitas untuk bisa menjadi doktor. Dalam empat tahun, lulusan S1 yang mendapat beasiswa ini sudah jadi doktor yang bisa mengisi kebutuhan dosen dan peneliti di perguruan tinggi," kata Supriadi, Senin (27/5/2013) di Jakarta.

Menurut Supriadi, peningkatan dosen menjadi doktor agak sulit jika hanya ditawarkan dari dosen yang ada. Sebab, kuota pendidikan doktor dalam dan luar negeri sering tidak terpenuhi. Sebagai contoh, untuk pendidikan doktor di dalam negeri pada tahun lalu, Kemendikbud menyediakan kuota untuk 6.000 dosen, tetapi yang mendaftar sekitar 5.000 orang.

Adapun kuota pendidikan S3 di luar negeri juga kekurangan pendaftar yang memenuhi syarat. Dari kuota 1.000 beasiswa yang disediakan, hanya dapat dipenuhi oleh 800 orang. "Banyak dosen lebih nyaman dengan status dosen yang sudah disertifikasi karena dapat tambahan satu kali gaji tiap bulannya. Kalau mereka dapat beasiswa kuliah, tunjangan sertifikasi dihentilan dulu sementara waktu. Ternyata, ini yang membuat banyak dosen lebih memilih mendapat tunjangan sertifikasi daripada kuliah lagi," tutur Supriadi.

Supriadi mengemukakan, setiap promotor diberi tiga beasiswa untuk menyeleksi calon mahasiswa. Pemerintah menyedikan dana riset untuk promotor, termasuk untuk pendalaman di luar negeri. Bagi mahasiswa, selain mendapat biaya hidup, biaya pendidilkan, juga biaya untuk belajar atau penelitian ke luar negeri.

Pada tahun ini, ada tujuh perguruan tinggi negeri yang ditunjuk. Selain ITB, program ini dijalankan di IPB, UI, UGM, Universitas Andalas, ITS, dan Universitas Hasanuddin. Ada 50 promotor yang ditetapkan, dengan kuota beasiswa berkisar 150 orang.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com