Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelestarian Bahasa Daerah Tergantung Pemda

Kompas.com - 02/07/2013, 22:26 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan pelestarian bahasa daerah bergantung pada peran masing-masing pemerintah daerah (Pemda).

"Lewat kurikulum baru, pengembangan bahasa daerah kan diserahkan pemda setempat yang lebih tahu dan paham," kata Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud Prof Mahsun di Semarang, Selasa (2/7/2013).

Hal itu diungkapkannya usai seminar internasional bertema "Language Maintenance and Shift III" yang diprakarsai Program Magister Linguistik Universitas Diponegoro bekerja sama dengan Balai Bahasa, Jawa Tengah.

Menurut dia, kurikulum baru tidak menghilangkan bahasa daerah dalam pembelajaran, tetapi justru diapresiasi melalui peran pemda dalam mengembangkannya sesuai kondisi lokal yang dimiliki daerah setempat.

"Sekarang, yang paling tahu kondisi lokal kan pemda setempat. Mereka bisa bekerja sama dengan Balai Bahasa yang ada di daerahnya dalam mengembangkan bahasa daerah," kata anggota tim penyusun kurikulum 2013 itu.

Ia menjelaskan, bahasa daerah tetap dimasukkan dalam kurikulum baru sebagai muatan lokal sehingga pemda harus menyusun langkah-langkah untuk mengembangkannya, seperti menetapkan standar yang akan diajarkan.

Bahasa daerah, kata dia, selama ini memiliki banyak dialek yang berbeda, seperti bahasa Jawa yang dituturkan masyarakat satu daerah dialeknya berbeda dengan daerah lain meski secara umum sebenarnya hampir sama.

"Di sinilah pentingnya pemilihan standar bahasa daerah. Standar bahasa Jawa seperti apa yang akan diajarkan, misalnya. Ini penting karena ada banyak dialek. Kemudian, bisa dituangkan dalam peraturan daerah," katanya.

Mahsun mengungkapkan, bahasa daerah menjadi penanda penting atas karakteristik masing-masing etnis dalam kemajemukan masyarakat Indonesia yang menjadi sarana transmisi budaya antargenerasi suatu kelompok.

"Bahasa kan menjadi sarana komunikasi yang dihasilkan dari olah pikir masyarakat. Keberadaan setiap etnis kan tidak lepas dari kehadiran bahasa lokal yang menjadi penanda yang membedakan satu sama lain," katanya.

Karena itu, kata dia, pelestarian bahasa daerah atau lokal sangat penting agar tidak punah, sebab bahasa memainkan peran yang sangat besar dalam kehidupan sehingga tidak boleh jika kemudian sampai hilang.

"Bahasa daerah di Indonesia kan banyak yang sudah punah, ada pula yang hanya tinggal satu orang penuturnya. Setidaknya ada dua penutur, kalau tinggal satu mau dengan siapa kemudian berkomunikasi," kata Mahsun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com