Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Marah, Sampah Pintu Air Manggarai Langsung Dibersihkan

Kompas.com - 18/07/2013, 13:40 WIB
Sonya Suswanti

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Tumpukan sampah di Pintu Air Manggarai langsung dibersihkan setelah Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama turun tangan terkait masalah mogok kerja petugas kebersihan yang belum dibayar. Sampah yang diangkut sudah mencapai 30 truk tronton.

"Kami sudah bekerja selama siang dan malam sejak kemarin. Sampah yang diangkut sudah ada 30 truk tronton. Truk tronton yang digunakan ada lima dan sejak kemarin kami melakukan tiga kali balikan (rit)," ujar Anto, koordinator operasional alat berat dan truk pengangkut sampah PT OLM, di Manggarai, Jakarta Selatan, Kamis (18/7/2013).

Menurutnya, pembersihan sampah di pintu air itu sudah mencapai 50 persen. Sampah yang terlihat menumpuk hingga depan jembatan jalan kini sudah menghilang setengahnya.

Saat ini, Anto juga sedang menunggu kedatangan truk tronton pengangkut sampah. Sampah-sampah tersebut sejak kemarin dikirim ke Bantar Gebang. Anto mengatakan, pembersihan Pintu Air Manggarai ini akan memakan waktu 2-3 hari. Lamanya pembersihan bergantung pada cuaca.

"Pembersihan ini bisa selesai dalam 2-3 hari. Semua itu tergantung musim. Jika hujan deras, sampah pun akan menumpuk kembali," tutur Anto.

Menurut Anto, pemogokan yang dilakukan petugas kebersihan di Pintu Air Manggarai hanya berlangsung empat hari. Hal itu disebabkan uang yang diberikan oleh Dinas Kebersihan kurang.

"Tapi, sekarang pekerjanya sudah tidak mogok lagi. Untuk yang tidak dibayar selama empat bulan itu, kami tidak tahu karena pekerjanya bukan dari Dinas Kebersihan," ujar Anto.

Wahyudi Yudianto, Kepala Seksi Penanggulangan Sampah Sudin Kebersihan Kota Jakarta Selatan, mengatakan, ada salah paham karena transisi kepengurusan dari Dinas PU ke Dinas Kebersihan.

"Sebenarnya, tidak ada yang salah di sini. Kini, jadinya semua pihak saling menyalahkan, dari PU, Dinas Kebersihan, sampai kontraktornya. Semua ini hanya karena terjadinya transisi saja. Jadi, ada pembiayaan yang terhambat. Untuk gaji pekerja, sampai sekarang juga sudah dibayar," ujar Wahyudi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com