Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SDN 11-12 Duri Kepa, Soal Kambing dan Janji Kosong Renovasi....

Kompas.com - 11/10/2013, 12:10 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

KOMPAS.com - Gedung SD Negeri 01-10 Duri Kepa di Jalan Duri Kepa Raya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, masih kosong dan terbengkalai sejak api melalap bangunan itu pada 25 Mei 2012. Tak ada aktivitas berarti saat Kompas.com mengunjungi bangunan sekolah tersebut, Kamis (10/10/2013).  

Pagar teralis merah yang membentengi gedung dua lantai itu pun telah dirantai dengan gembok. Sebagian atap sengnya sudah hilang, sebagian lagi terlihat hangus.

Cat tembok hijau dan kuning yang mendominasi gedung ini pun sudah tampak kusam terkelupas. Sebagian jendelanya pecah, sebagian lagi ditutup lembaran triplek. Papan nama sekolah yang menjadi kebanggaan murid, guru, dan kepala sekolah pun sama kusamnya karena tertutup debu tebal. Dari luar halaman sekolah, tumpukan kursi, meja, dan peralatan sekolah lain, seperti lemari dan papan tulis dibiarkan tergeletak di ruang kelas.

Berdasarkan data yang dihimpun Kompas.com, sebanyak 215 siswa SD Negeri tersebut telah mengungsi belajar ke gedung SD Negeri 11 dan 12 Duri Kepa yang lokasinya tepat bersebelahan. Karena keterbatasan ruang di SD Negeri 11 dan 12, siswa-siswi "pengungsi" ini hanya bersekolah di siang hari, terhitung mulai pukul 13.00 WIB.

Dibiarkan kosong

Kosongnya gedung dan halaman sekolah itu ternyata dimanfaatkan untuk menjajakan hewan kurban, kambing dan sapi untuk perayaan Idul Adha. Dagangan itu diketahui milik Haji Rusdi, kerabat dari penjaga sekolah, Nur Ali.

Nur Ali, lelaki yang akrab disapa Nung itu, menganggap lahan depan halaman sekolah dapat dipakai untuk berjualan kambing, selama tidak mengganggu aktivitas belajar dan belum ada aktivitas belajar mengajar di sekolah itu. Karena itu, kegiatan niaga tersebut tak hanya dilakukan jelang Idul Adha tahun ini, tapi juga sudah dilakukannya tahun lalu.

Tak syak, bau hewan itu menyengat sangat terasa saat berada di lokasi. Walaupun anak-anak telah bersekolah di gedung SD Negeri 11 dan 12, namun aroma kambing masih tercium.

Namun, setelah khalayak ramai tahu peristiwa tersebut, Nung bersama Haji Rusdi bersedia untuk memindahkan hewan dagangan mereka. Kini, lapak jualan hewan kurban itu sekitar 75 meter dari lokasi sekolah.

Ditemui Kompas.com, staf pengamanan SD Negeri 11 dan 12 Duri Kepa Asmidi mengatakan penyebab gedung sekolah itu menjadi lahan berjualan kambing. Menurut dia, lama terbengkalainya gedung sekolah itulah alasan dijadikan lapak berjualan. Padahal, lanjut Asmidi, pihak sekolah telah berulang kali meminta Suku Dinas Pendidikan Dasar Jakarta Barat untuk segera merenovasi gedung itu.

"Sejak kebakaran memang enggak ada apa-apa, dibiarkan kosong terus," kata Asmidi.

Asmidi berharap, Pemprov DKI Jakarta dapat memperhatikan kondisi anak-anak murid SD Negeri 01 dan 10 Duri Kepa. Ia mempercayai Pemprov DKI di bawah pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memprioritaskan sektor pendidikan.

Sementara itu, terkait gedung sekolah yang sempat menjadi lahan berjualan hewan ternak, Kepala SD Negeri 01-10 Duri Kepa, Nelly Marali, menegaskan bahwa ia sama sekali tidak mengizinkan halaman sekolahnya digunakan untuk kepentingan umum. Di sisi lain, ia juga akan terus meminta Pemprov DKI Jakarta secepatnya merenovasi gedung sekolah itu agar tidak kembali digunakan untuk kepentingan lain selain proses belajar mengajar.

Berdasarkan hasil rapat bersama Kasie Pendidikan Kecamatan Kebon Jeruk, lanjut Nelly, gedung sekolah tersebut akan dibangun tahun depan. Kendati demikian, ia belum dapat mengetahui secara pasti rencana tersebut akan terealisasi.

Nelly mengakui, akibat siswa sekolah yang mengungsi itu, tak sedikit anak muridnya memilih pindah ke sekolah lainnya agar dapat sekolah di pagi hari. Pasalnya, anak-anak didiknya itu harus bergantian ruang belajar dengan siswa-siswi SD Negeri 11 dan 12.

"Anak didik kami semakin berkurang, lantaran kami mengungsi di gedung sebelah, dan kegiatan belajarnya berubah menjadi siang hari. Saat ini saja, anak murid saya sudah berkurang 22 murid," ujarnya.

Sekilas, jika merunut ke belakang saat peristiwa kebakaran terjadi pada 25 Mei 2012 silam, sebanyak tujuh dari 10 ruang kelas di SDN 01 dan SDN 10 Duri Kepa hangus terbakar. Kebakaran di lantai dua gedung sekolah itu diduga akibat hubungan pendek arus listrik.

Saat itu, Kepala Suku Dinas Pendidikan Dasar Jakarta Barat Delly Indirayati mengatakan, sebelum kebakaran terjadi sekolah itu memang akan direhabilitasi. Selain karena kebakaran, kondisi gedung sekolah yang dibangun pada 1982 itu memang sudah tua.

Delly mengatakan, biaya rehabilitasi berat yang diprediksikan saat itu mencapai sekitar Rp 2,1 miliar. Dana pembangunan diambilkan dari dana APBD yang semula akan dipakai untuk rehabilitasi sekolah di Kapuk, Cengkareng. Karena rehabilitasi belum akan dilakukan dalam waktu dekat, untuk sementara dana dialihkan untuk rehabilitasi gedung sekolah Duri Kepa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com